tribunwarta.com – Penyanyi legendaris asal Inggris, Sir Elton John, memutuskan untuk tidak lagi menggunakan media sosial Twitter. Hal ini merupakan bentuk kekecewaannya setelah perusahaan media sosial itu diakuisisi oleh bos Tesla Elon Musk.
Dalam pengumumannya, ia kecewa lantaran Twitter berhenti mengambil tindakan terhadap akun yang menyebarkan informasi menyesatkan tentang Covid-19 pada bulan lalu. Sir Elton menganggap langkah itu memecah belah manusia.
“Sepanjang hidup saya, saya telah mencoba menggunakan musik untuk menyatukan orang. Namun saya sedih melihat bagaimana informasi yang salah sekarang digunakan untuk memecah belah dunia kita,” ujarnya dikutip BBC News, Minggu, (11/12/2022).
“Saya telah memutuskan untuk tidak lagi menggunakan Twitter, mengingat perubahan kebijakan baru-baru ini yang akan memungkinkan informasi yang salah berkembang tanpa terkendali.”
Menanggapi hengkangnya Sir Elton dari Twitter, Musk mengatakan dia berharap bintang itu akan kembali. Ia juga bertanya apa kesalahan terbesar Twitter yang mendorongnya melakukan deaktivasi akunnya.
“Saya suka musik Anda. Semoga Anda kembali. Apakah ada kesalahan informasi yang Anda khawatirkan?,” tulis Musk.
Sejak Musk menyelesaikan pengambilalihan Twitter senilai US$ 44 miliar pada bulan Oktober, telah terjadi kontroversi mengenai pengembalian kebijakan Covid, serta langkah-langkah lain seperti memulihkan beberapa akun yang sebelumnya ditangguhkan dan menagih pengguna untuk ‘centang biru’ mereka.
Banyak wajah terkenal, setelahnya, keluar dari Twitter untuk selamanya. Beberapa diantaranya adalah Aktor Jim Carrey dan Whoopi Goldberg. Supermodel Gigi Hadid dan musisi White Stripes Jack White juga termasuk di antara mereka yang telah keluar dari situs media sosial tersebut.
Dalam pengumuman Hadid, ia menyebut Twitter di bawah Mr Musk sebagai “kotoran kebencian dan kefanatikan”.
Menurut situs web Twitter, Twitter berhenti mengambil tindakan terhadap tweet yang melanggar aturan virus corona sebelumnya pada Rabu 23 November. Padahal, media sosial itu sebelumnya menindak 11.000 akun karena informasi yang salah tentang virus tersebut.