tribunwarta.com – Penyedia infrastruktur dan perangkat pintar TIK Huawei terus mendorong inovasi baru untuk berperan memacu pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang berkesinambungan.
Melalui serangkaian inovasi teknologi digital generasi baru seperti 5G, kecerdasan buatan, dan komputasi awan, Huawei turut berupaya memacu efisiensi dan menciptakan beragam terobosan bagi pertumbuhan ekonomi digital yang rendah karbon dan nir emisi.
Dalam paparannya pada Huawei ICT Outlook 2023 yang mengusung tema, Forging Ahead Indonesian Digital Transformation in 2023, Steven Wang, CEO of Huawei Indonesia Carrier Network Business Group, menegaskan peran kunci TIK sebagai enabler bagi perkembangan yang rendah karbon dan hijau.
“Di Huawei, kami akan terus mendorong implementasi strategi ‘more bits, less watts’ untuk mendorong TIK hijau yang berfokus meningkatkan efisiensi energi yang sangat dibutuhkan di industri TIK melalui 3 lapis solusi arsitektur: sites, jaringan dan operasi yang hijau,” kata Steven Wang, CEO of Huawei Indonesia Carrier Network Business Group, dalam acara Huawei ICT Outlook 2023 di kampus Institut Teknologi Del, Sumatera Utara, Kamis (8/12).
Di Indonesia, menurut Wang, Huawei akan terus mendorong industri TIK untuk memperbaiki efisiensi jaringan dan memaksimalkan energi terbarukan dalam rangka mengurangi emisi.
Menurut International Telecommunications Union (ITU), industri TIK harus mengurangi emisi gas (GHG) hingga 45 persen antara tahun 2020 hingga 2030 sesuai Perjanjian Paris.
Di lain sisi, inovasi di teknologi digital memainkan peran penting untuk menggarap berbagai peluang yang bermanfaat bagi ekosistem digital sebagaimana disampaikan oleh Jason Zhang, CEO of Huawei Cloud Indonesia.
“Baru-baru ini, kami meluncurkan inisiatif Go Cloud, Go Global yang akan berfokus pada Everything as a Service [XaaS] dan perluasan jejak Huawei dalam rangka membangun ‘1 jejaring global’ yang memungkinkan layanan dapat diakses dalam 50 seperseribu detik secara global,” katanya.
Di Indonesia, Huawei baru saja menghadirkan tiga region baru untuk memberikan pengalaman kecerdasan buatan (AI) lokal terbaik dan layanan B2B lokal yang unggul melalui layanan komputasi awan yang bisa diandalkan, bisa dipercaya dan berkesinambungan,” kata Jason Zhang menambahkan.
Miao Jun, Account Director Enterprise Business Group Huawei Indonesia, menyoroti secara khusus salah satu sektor yang bisa menjadi game changer bagi ekonomi digital, yaitu industri transportasi. Indonesia adalah salah satu negara di Asia yang memiliki jumlah bandara terbanyak, yaitu 673 dan 3227 pelabuhan.
“Masa depan industri transportasi adalah menjadi semakin digital, diperkuat dengan kecerdasan buatan dan cerdas. Dalam hal ini, Huawei memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai lanskap industri transportasi global secara komprehensif, termasuk dengan berbagai pilot project penerapan di bandara Shenzhen dan pelabuhan Tianjin, Tiongkok,” ujar Miao Jun.
Menurut Lai Chaosen, Vice President, Delivery & Service Huawei Indonesia, untuk memastikan bahwa jaringan senantiasa beroperasi setiap waktu dan di segala situasi, Huawei juga fokus pada delivery dan network assurance untuk memastikan pembangunan infrastruktur digital.
“Baru-baru ini, Huawei bersama pemangku kepentingan lain dan operator bahu membahu membantu pemerintah untuk memastikan jaringan telekomunikasi untuk perhelatan akbar G20 Summit,” kata Lai Chaosen.
Bekerjasama dengan lebih dari 150 mitra kontraktor yang juga melibatkan 5000 tim mitra, Huawei telah menyelesaikan pembangunan lebih dari 84 ribu sites yang mencakup 115 ribu elemen jaringan (NE).
Begitu juga dengan pengembangan talenta digital sebagai fondasi transformasi digital, Wang Bin, Vice President, Management Transformation, Huawei Indonesia mengatakan bahwa Huawei melalui platform Huawei ASEAN Academy Indonesia akan terus mendorong penyiapan talenta digital yang profesional dan sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi.
“Melalui tiga lini, yaitu Business Institute, Engineering Institute dan Technical Insitute, Huawei telah berkontribusi untuk menyiapkan lebih dari 71 ribu talenta digital dalam dua tahun terakhir dari target 100 ribu talenta digital dalam 5 tahun,” katanya.
Tidak hanya itu, Huawei juga mengimplementasikan rencana pengembangan akuisisi bakat secara menyeluruh yang meliputi tiga tahapan pra-perekrutan, perekrutan, hingga pasca-perekrutan dengan tujuan membangun iklim pengembangan talenta digital, dan menguntungkan ekosistem industri selain menyediakan bakat berkualitas tinggi untuk Huawei.
Di tengah laju dan masifnya digitalisasi, Syarbeni, Cybersecurity and Privacy Protection Officer, Huawei Indonesia, juga melihat maraknya ancaman bagi keamanan siber dan perlindungan data yang memerlukan inisiatif dan kerja sama yang melibatkan segenap pemangku kepentingan di dalam ekosistem digital untuk memaksimalkan transformasi digital.
“Serangan siber dan data fraud merupakan salah satu risiko global terutama yang perlu diwaspadai bersama melalui kolaborasi dan upaya yang didasari oleh sikap berbagi tanggung jawab (shared responsibility). Kebutuhan akan verifikasi dan standardisasi untuk keamanan perangkat dan teknologi juga memegang peranan penting. Bagi Huawei, keamanan siber merupakan perkara yang sangat krusial yang melampaui bisnis itu sendiri,” demikian Syarbeni.