tribunwarta.com – Harga emas terangkat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang keuntungan untuk hari kedua berturut-turut didorong oleh dolar AS yang lebih lemah setelah munculnya kekhawatiran bahwa pengetatan kebijakan Federal Reserve dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, menguat 15,6 dolar AS atau 0,88 persen menjadi ditutup pada 1.798,00 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di 1.802,50 dolar AS dan terendah sesi di 1.80,50 dolar AS.
Emas berjangka terdongkrak 1,10 dolar AS atau 0,06 persen menjadi 1.782,40 dolar AS pada Selasa (6/12), setelah anjlok 28,30 dolar AS atau 1,56 persen menjadi 1.781,30 dolar AS pada Senin (5/12), dan tergelincir 5,60 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.809,60 dolar AS pada Jumat (2/12).
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melemah 0,45 persen menjadi 105,1000 pada Rabu (7/12), setelah beberapa eksekutif bank terbesar AS mengatakan bahwa mereka bersiap untuk ekonomi AS yang memburuk tahun depan.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Rabu bahwa produktivitas tenaga kerja sektor bisnis non-pertanian AS meningkat 0,8 persen pada kuartal ketiga 2022, daripada perkiraan awal 0,3 persen. Data yang lebih baik dari perkiraan membatasi kenaikan emas.
Investor juga menunggu pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan. Beberapa investor telah mengantisipasi Fed akan segera memperlambat laju pengetatan suku bunga, tetapi data ketenagakerjaan, industri jasa dan pabrik AS yang lebih kuat baru-baru ini telah menambah ketidakpastian investor atas prospek kebijakan Fed.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi ketika bertemu minggu depan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 58,7 sen atau 2,63 persen, menjadi ditutup pada 22,922 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari terangkat 16,10 dolar AS atau 1,62 persen, menjadi ditutup pada 1.011,50 dolar AS per ounce.