Strategi Smartfren Menjadi Game Changer in Tech and Digital Sector

Strategi Smartfren Menjadi Game Changer in Tech and Digital Sector

Strategi Smartfren Menjadi Game Changer in Tech and Digital Sector

PT Smartfren Telecom Tbk, perusahaan telekomunikasi yang berada di bawah Grup Sinar Mas, terus berbenah dalam upaya menjadi pemain terdepan di bisnis telekomunikasi. Langkah upayanya adalah tetap fokus pada strategi yang telah ditetapkan, tim terbaik, infrastruktur terbaik dan kolaborasi.

Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk Merza Fachys mengatakan Smartfren baru saja melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 Juli 2022 sebagai salah satu agenda pentingnya memperkenalkan darah segar di jajaran direksinya.

Tiga direksi baru tersebut salah satunya adalah Adrijanto Muljono Direktur Penjualan, Pemasaran dan Komersial, dia sebelumnya menjabat sebagai direktur marketing di MyRepublic, penyedia jaringan internet. Selain itu dua direktur baru di Smartfren adalah Robin Mailoa dan Gisela Yenny Lesmana.

Menurut Merza tidak bisa dihindari transformasi digital merupakan kebutuhan pelaku bisnis saat ini. Transformasi digital juga merupakan basic platform yang bisa mendorong perekonomian Indonesia lebih pesat lagi.

“Smartfren akan menjadi Game Changer di sektor digital,” kata Merza saat bertemu dengan para pimpinan redaksi media di Grand Hyatt Jakarta (12/07/2022).

Dengan target tersebut, ternyata Smartfren merupakan satu-satunya operator seluler yang memberikan layanan hanya 4G kepada pelanggan, di tengah operator seluler lain masih memberikan layanan 3G dan bahkan 2G. Ini merupakan langkah strategis Smartfren demi fokus pada upaya perusahaan untuk memberikan layanan internet terbaik.

Dia menyebut bahwa jangkauan Smartfren sudah mencapai 80%, namun diakui berbeda dengan operator lain yang merambah banyak wilayah, operator seluler di bawah Grup Sinarmas ini memutuskan untuk fokus di wilayah-wilayah yang memaksimalkan target bisnisnya ke depan.

Mengelola 34 juta pelanggan, 42.500 BTS dan melayani 200 kota di seluruh Indonesia, menurut Merza, Smartfren bergerak cerdas dengan tidak membuka layanannya di daerah yang kurang penduduk.

“Kami bukan tidak mau melayani, tapi harus mengukur kekuatan juga,” katanya sambil menyebut ARPU (average revenue per user) Rp 25 ribu per pelanggan.

Menariknya dengan strategi tersebut, Smartfren tumbuh di atas rata-rata industri, tahun ini pertumbuhan bisnisnya 22,4% (yoy). Pelanggan pun tumbuh selalu dobel digit. “Berkat gizi dan pedidikan yang baik kita akan tumbuh dengan baik,” Merza menganalogikan.

Perusahaan dengan kode saham FREN ini berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 25 miliar pada kuartal I/2022, yang berarti tumbuh tumbuh 106% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal I tahun lalu,  Smartfren masih mengalami rugi sebesar Rp 397 miliar.

Dengan kondisi ini, Merza yakin strategi yang dijalankan Smartfren sudah pada jalur yang tepat. Namun pihaknya meyakini Smartfren bisa tumbuh lebih tinggi lagi. Lalu apa yang dilakukan untuk mencapai pertumbuhan lebih tinggi lagi?

“Kami mulai bersiap take off, dengan memasuki digital area, yang paling basic dengan memperkuat digital infratructure platform,” ungkapnya. Smartfren akan memperkuat bukan sekadar jaringan telekomunikasi. Dimulai dari aksesnya, bukan saja BTS, karena  di belakang akses ini masih banyak yang harus disiapkan dan sebenarnya masih luas yang bisa dikembangkan.

“Kita bicara fiber, dibutuhkan highway data yang bukan main besarnya, untuk saat ini teknologi yang bisa menjawab itu teknologi fiber,” ujarnya. Namun teknologi fiber butuh waktu untuk pengembangannya. Hampir seluruh enterprise tidak bisa beroperasi tanpa internet dengan kapasitas besar maka itu dibutuhkan FTTH (fiber to the home).

“Lalu apakah kita jadi tidak perlu handphone? Tidak bisa. Kita butuh mengerjakan apa pun saat ini melalui handphone,” katanya. Lalu dengan kondisi demikian besar data yang akan lewat, maka itu dibutuhkan akses-akses digitalisasi. Di sinilah data center menjadi kebutuhan utama di era digital ini. Smatfren menandatangani kerja sama strategis dengan perusahaan asal Abu Dhabi, Group 42 (G42) untuk membangun data center dengan kapasitas 1.000 MW pada akhir tahun lalu.

Setelah memperkuat infrastruktur, Smartfren akan membangun ekosistem digital yang kuat. “Tidak harus inhouse atau membangun sendiri, bisa dengan bermitra dengan berbagai pihak yang mendukung perkembangan ekosistem digital,” terangnya. Jadi Smartfren sangat terbuka dengan kerja sama dengan berbagai platform dan aplikasi yang ada.

“Kita pasti user untuk beberapa aplikasi yang sama, otomatis akan merasakan mana yang lebih nyaman, ayo kolaborasi untuk membangun ekosistem agar aplikasinya user friendly dengan dukungan IoT (Internet of things),” imbuhnya. Ujung dari ekosistem digital ini adalah memenuhi kebutuhan pelanggan agar hidupnya lebih mudah.

Berkembangnya IoT dibutuhkan jaringan internet yang mumpuni yaitu dengan jaringan 5G internet. Merza meyakini IoT tidak akan bermanfaat jika tidak didukung ekosistem digital yang lain, salah satunya konten. “Konten diciptakan, jaringannya disiapkan, sistem pembayarannya juga, ekosistemnya dibangun, sehingga kehidupan digital yang menyenangkan bisa terwujud,” terangnya. Smartfren sedang menyiapkan jaringan 5G dengan uji layak operasi di daerah BSD, Tangerang Selatan. “Rencananya kami akan mulai di kuartal ketiga tahun ini,” imbuhnya.  

Data center akan banyak sekali kebutuhannya ke depannya, Smartfren akan mendukung penyediaannya bagi pelaku industri di Indonesia dengan berbagai keunggulan bersama rekanan dari Dubai itu. Jadi pada intinya, Smartfren akan masuk ke berbagai area digital yang dibutuhkan masyarakat baik itu logistik dan rantai pasok, e-commerce, lifestyle, media and rewards, dan sebagainya, dengan memberikan kenyamanan dan pengalaman pelanggan (customer experience) yang lebih baik. “Smartfren akan menjadi tulang punggung platform sebagai infrastruktur, membantu pemakainya untuk lebih merasakan nikmatnya hidup secara digital,” tandasnya.

Kolaborasi adalah kunci sukses, dalam mempercepat transformasi digital ini. Salah satu yang baru saja diumumkan Smartfren dalam upaya melengkapi ekosistemnya bersama Grup Emtek utamanya dengan Vidio dan Dana. Sinergi bisnis dan kolaborasi diyakini Merza akan mendukung pertumbuhan bisnis digital lebih tinggi lagi ke depannya.

Private placement Smartfren ini dengan menerbitkan saham Seri C baru sebesar 10% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh atau sebanyak-banyaknya 31 miliar saham. Telah ditetapkan harga pelaksanaannya Rp 100 per lembar saham, sehingga diperkirakan Smartfren akan mendapat tambahan dana segar dari aksi korporasi ini sebesar Rp 3,1 triliun.

Dana tersebut akan digunakan untuk investasi dan/atau keperluan modal kerja Smartfren dan/atau entitas anaknya. Menurut informasi internal Smartfren ada nama Franky Oesman Widjaja, Board Member Sinarmas Group yang juga Chairman Smartfren yang akan menjadi melakukan private placement (baca juga apa kata Franky Widjaja tentang bisnis telekomunikasi).

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *