tribunwarta.com – JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menekankan stabilitas politik jadi kunci dalam mendukung langkah pemerintah mencapai target investasi 2023 sebesar Rp. 1.400 triliun.
Hal ini berkaca pada realisasi investasi pada kuartal III-2022 mencapai Rp 307,8 triliun yang terbagi dalam Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 138,9 triliun(45,1%) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 168,9 triliun(54,9%). Untuk PMDN terjadi kontraksi 0,05% jika dibandingkan kuartal sebelumnya, sedangkan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya terjadi kenaikan 22,5%. Untuk PMA terjadi pertumbuhan 3,5% dari kuartal sebelumnya dan tumbuh pesat hingga 63,6% dari posisi yang sama tahun 2021.
“PMA tumbuh pesat, kenapa mereka masih ingin investasi ke Indonesia karena dalam pandangan mereka Indonesia sebagai negara tujuan menjanjikan. Karena kita dianggap mempunyai stabilitas yang baik,” ucap Bahlil di Jakarta, Minggu (4/12/2022).
Bahlil menuturkan sampai hari ini tidak ada satu orang yang dapat meramalkan tentang ekonomi global ke depan. Saat ini sudah 16 negara antri menjadi pasien lembaga dana moneter internasional (International Monetary Fund /IMF). Namun, masih banyak negara yang antri jadi pasien IMF yang terdiri dari negara maju dan negara berkembang.
“Jadi fundamental ekonomi global akan menjadi pertaruhan. Ini gak main-main. Kalau ada orang mengatakan jangan menakut-nakuti orang, eh bos ini bukan menakut-nakuti tetapi ini fakta yang diperoleh,” kata Bahlil.
Dia menuturkan keberhasilan pemerintah mendorong perekonomian di tengah kondisi pandemi Covid-19 tidak terlepas dari kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Sebab kabinet tidak bisa bekerja optimal bila tidak memiliki visi dan arah yang jelas.
“Itu leadership kepala negara, kasus pandemi Covid dan ekonomi pasca pandemi itu adalah pertarungan leadership dari seluruh kepala dunia. Tanpa bermaksud mengatakan berlebihan bahwa Pak Jokowi yang terbaik tetapi faktanya bisa menyelesaikan covid, bisa memulihkan ekonomi dari pandemi, bisa menyelesaikan G20 untuk pertumbuhan ekonomi yang stabil, ” kata Bahlil.
Meskipun terjadi gejolak perekonomian global, Bahlil tetap optimis perekonomian Indonesia bisa berjalan optimal. Hal ini bisa terjadi bila pemerintah mampu mengelola perekonomian dengan baik. Apalagi paska Indonesia menjadi Presidensi G20 di tahun 2022 ini kepercayaan internasional ke Indonesia semakin meningkat.
“Memang di tengah ekonomi global ada secercah harapan untuk Indonesia. Kalau kita bisa mengelola baik akan kita keluar dari lubang jarum. Di saat bersamaan trust dari global ke Indonesia pasca G20 ini bagus sekali,” ucap Bahlil.