tribunwarta.com –
Lokasi: Desa Candi Pos, Sengi, Dukuh, Magelang, Jawa Tengah 56482Map: Klik DisiniHTM: –Buka Tutup: 08.00-17.00Telepon: –
Menyimpan Misteri
Sebuah bangunan purbakala yang hingga saat ini masih menyimpan misteri terkait cara pembangunannya, bagaimana bisa dibangun dengan bentuk seperti demikian, dan lainnya merupakan candi.
Bangunan purbakala ini adalah bagian dari cerita sejarah, mungkin dibangun pada zaman sebelum masehi. Kisah dibaliknya akhirnya menjadi sebuah mitos ataupun legenda dari suatu daerah.
Daerah Jawa Tengah termasuk memiliki situs peninggalan candi cukup banyak. Cerita dibalik pembangunannya menjadi legenda atau cerita rakyat yang tetap dilestarikan sebagai asal usul tujuan didirikannya.
Beberapa candi di Jawa Tengah termasuk sudah mendunia, bahkan pernah termasuk dalam tujuh keajaiban dunia, yaitu candi Borobudur di Magelang dan Prambanan terletak antara Sleman dan Klaten.
Namun, selain dua candi besar tersebut, masih ada lainnya dimana merupakan bagian dari perkembangan sejarah di Indonesia.
Salah satunya adalah Candi Asu, terletak di Desa Candi Pos, Kelurahan Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bangunan purbakala ini merupakan peninggalan dari kebudayaan kerajaan Hindu.
Banyak Anjing
Untuk namanya sendiri, sebenarnya adalah nama yang baru saja diberikan oleh warga setempat, karena memiliki ciri di sekitarnya selalu terdapat banyak anjing.
Letaknya ini tepat di lereng Gunung Merapi yang sering dijadikan lokasi untuk mengadakan ritual khusus oleh warga jogja. Tempatnya antara Sungai Pabelan dan Sungai Telingsing, sekitar 10 km dari Tirmur laut Candi Ngawen, serta Candi Pendem dan Candi Lumbung berada di sekitarnya.
Posisi Candi Asu, bila diperhatikan, menghadap Barat, bentuknya persegi dengan ukuran panjang di tiap sisinya adalah 7.94 meter. Untuk bagian dasarnya yaitu kakinya sendiri memiliki tinggi 2.5 meter, sedangkan bagian utama memiliki tinggi 3.35 meter.
Dibandingkan dengan lainnya di kawasan Magelang, ini termasuk kecil, selain itu juga beberapa bagiannya telah hilang. Namun, di sekitarnya terdapat dua prasasti tugu, yaitu prasati Sri Manggala I dan prasati Sri Manggala II.
Kawasan candi di Jawa Tengah selalu menarik minat banyak wisatawan. Selain karena bentuk bangunannya unik, juga biasanya terdapat relief menghiasi pada dindingnya.
Relief ini memberikan deksripsi tentang kehidupan saat zaman kerajaan tersebut. Para ahli sejarah dan arkeolog selalu mengamati relief tersebut, kemudian menterjemahkannya dalam bentuk cerita yang mudah dipahami.
Oleh karena keunikannya, tidak jarang pula, kawasan candi dijadikan sebagai tempat wisata sejarah. Pengunjung dapat berkeliling di area candi, sambil sesekali mengambil foto maupun gambar dan kondisi di sekitarnya.
Gambaran Candi
Telah dijelaskan sebelumnya mengenai bentuk candi asu. Sekarang lebih terlihat seperti reruntuhan, sebenarnya peninggalan bersejarah ini memiliki denah bangunan yang cukup baik, serta pemandangan alam sekitar sangat indah.
Tak hanya itu saja, di area candi ini juga terdapat taman kecil yang menarik. Peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya atau dengan sebutan lain dari Mataram Hindu ini termasuk terkenal pada masanya.
Saat penemuannya pertama kalinya, terdapat patung lembu Nandhi terlihat mirip dengan asu atau anjing. Inilah alasan lainnya, mengapa lokasi wisata bersejarah yang terletak tidak jauh dari rute Solo Selo Borobudur ini dinamakan candi asu.
Berdasarkan dari prasasti di sekitar lokasi, dapat diperkirakan bahwa pembangunannya dilakukan pada tahun 869 Masehi. Pendirinya kala itu adalah Rakai Kayuwangi berasal dari Wangsa Sanjaya, di mana saat itu, klan ini sedang berkuasa.
Berdasarkan keterangan dari catatan sejarah, fungsi dari candi ini adalah sebagai tempat ritual pemujaan untuk para raja, dewa, serta arwah leluhur. Pada penjelasan sebelumnya, bahwa saat ditemukan, sudah berupa reruntuhan.
Berdasarkan macam-macam sisa reruntuhan yang ada, ditemukan beberapa puing yang menyerupai kubah-kubah, kemungkinan ini adalah atap dari candi.
Saat berada didalamnya, ditemukan sumur dengan memiliki kedalaman hingga tiga meter dan bentuknya adalah persegi. Ukuran sumur tersebut adalah 1.3 meter persegi.
Berada di dalamnya mungkin akan terasa lembab karena ruangan sangat kecil tanpa pengaturan saluran udara baik. Namun saat naik ke atas, pengunjung akan disuguhi pemandangan yang sangat khas pedesaan.
Dikelilingi sawah, ladang perkebunan serta hamparan pepohonan yang terlihat menyejukkan, ditambah dengan segarnya udara yang bersih.
Beberapa candi yang berada di sekitarnya seperti candi Pendem, dinamakan seperti ini karena letaknya berada sekitar tiga meter di bawah tanah.
Masih ada satu lagi, yaitu candi lumbung yang dahulu merupakan tempat penyimpanan padi serta bahan makanan lainnya yang akan digunakan sebagai bahan ritual pemujaan.
Pada prasasti yang berada di area candi, dijelaskan tentang pengertian dari fungsinya masing-masing. Dapat disimpulkan untuk pengertiannya, fungsinya adalah sebagai tempat suci yang digunakan untuk sarana ritual pemujaan.
Magelang Negeri Candi
Bila Anda bepergian ke daerah Jawa Tengah seperti kota Yogyakarta, pastikan jangan pernah lupa untuk berwisata ke daerah candi. Untuk area Jawa Tengah sendiri, daerah yang paling banyak Magelang. Mulai dari yang kecil hingga yang sangat megah dan menyimpan banyak cerita misteri tentang sejarah terbentuknya.
Kebanyakan peninggalan purbakala tersebut adalah warisan dari kebudayaan kerajaan Hindu Budha di Indonesia. Oleh karenanya pasti banyak ditemukan patung dewa-dewa atau patung persembahan lainnya. Beberapa di antaranya memang berada dekat dengan lereng Gunung Merapi tepat di kecamatan Sawangan.
Untuk mencapai Magelang dari Yogyakarta menempuh perjalanan sekitar dua sampai tiga jam menggunakan mobil pribadi. Selama perjalanan, Anda akan melewati kecamatan Muntilan yang menghubungkan kedua wilayah tersebut.
Setelah sampai di Magelang, mungkin yang akan Anda lihat pertama kali adalah Borobudur. Bila meneruskan perjalanan hingga Klaten akan menjumpai Prambanan yang dekat dengan desa Kemudo.
Candi di Bandungan
Candi Asu yang berada di Magelang ini, ternyata juga terdapat di daerah Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sama-sama peninggalan zaman kerajaan Hindu, berada sekitar satu kilometer dari Gedong Songo di Kecamatan Sumowono.
Untuk yang berada di daerah Bandungan ini, dinamakan demikian karena terdapat relief yang berbentuk hewan Anjing, serta adanya patung Anjing. Alamat tepatnya adalah di tengah hutan Bambu yang jauh dari hiruk pikuk kota. Udara di sekitarnya pun masih bersih, sejuk dan segar.
Kondisinya tidak jauh berbeda dengan lokasi sebelumnya, bahkan sisa reruntuhan bersejarah di Bandungan ini dimanfaatkan warga sebagai pondasi rumah. Sangat memprihatinkan, bahwa warisan sejarah ditelantarkan begitu saja.
Bila pemerintah setempat melakukan pemugaran terhadap situs wisata bersejarah tersebut, tentunya akan manjadi daya tarik wisata sejarah selain Gedong Songo.
Musim liburan ini, tak ada salahnya mengajak anak-anak atau keluarga sambil berwisata ke area bersejarah. Mengenal sejarah terbentuknya, tujuan dibuatnya, hingga cerita rakyat terkenal dan lama beredar di masyarakat. Tidak akan rugi pergi ke situs sejarah, karena banyak misteri menanti Anda.