Korban Cianjur Didominasi Anak-anak, KPAI Bangun Posko Pengamanan di Tiga Desa Terdampak

Korban Cianjur Didominasi Anak-anak, KPAI Bangun Posko Pengamanan di Tiga Desa Terdampak

tribunwarta.com – Korban anak-anak dalam bencana gempa di Cianjur Jawa Barat menjadi perhatian Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI ).

Dengan jumlah yang terbilang tak sedikit, KPAI turun ke lapangan untuk membangunkan posko pengamanan di tiga desa terdampak.

Posko ini dimaksudkan untuk memberi pengawasan kepada anak korban gempa , yaitu di Desa Sukamaju, Desa Mekar Sari, dan Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur .

” KPAI telah melakukan pengawasan pada 24 hingga 26 November 2022 di tiga titik posko pengungsian,” kata komisioner KPAI Ai Maryati Solihah, Sabtu, 26 November 2022.

Baca Juga: Tim Medis BUMN Farmasi Sebar Vaksin Tetanus dan Flubio untuk Korban Gempa Cianjur

Dalam keterangan tertulis itu, KPAI juga memastikan bahwa dalam pengawasan tersebut, pihaknya memberikan sejumlah rekomendasi.

Rekomendasi pertama, berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna memisahkan antara anak-anak dan dewasa sejak identifikasi korban .

Kedua, KPAI merekomendasikan pada BNPB dan tim SAR gabungan supaya memprioritaskan identifikasi 39 korban hilang.

Sebab KPAI memiliki kekhawatiran di antara korban hilang masih terdapat banyak anak-anak.

“Kementerian dan lembaga terkait, Kemensos RI, Kemen PPPA RI, dan BNPB penting segera membangun data terpilah korban dewasa dan anak sebagai dasar perencanaan pelaksanaan penanganan korban secara optimal,” ucap dia.

Selain itu, KPAI juga menekankan pentingnya evaluasi berkala yang melibatkan para pemangku kepentingan dan koordinasi berkelanjutan.

Hal ini lantaran terdapat titik-titik lokasi pengungsian yang belum terjangkau dan harus segera dicapai sehingga bantuan tersebar merata.

Terlebih, kata KPAI , untuk kebutuhan-kebutuhan pokok bagi anak-anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang.

Baca Juga: Banjir Terparah di Jeddah Renggut Dua Nyawa, Kemlu RI: Tidak Ada Korban WNI

“Agar dapat mengoptimalkan penyediaan dan distribusi logistik perlengkapan dan makanan ramah anak yang spesifik, seperti susu formula, susu anak pertumbuhan, MPASI (makanan pendamping ASI), makanan tambahan balita, kebutuhan obat-obatan dan gizi anak, children kit dan baby kit yang harus terintegrasi dalam pasokan logistik ke posko-posko pengungsian,” ucap Ai Maryati.

Turut menjadi perhatian KPAI , pihak terkait juga direkomendasikan untuk membangun kolaborasi dengan warga dan dunia profesi dalam layanan psikososial dan dukungan keluarga.Terutama bagi anak-anak yang tengah dalam situasi terdampak psikologis, dan hingga saat ini masih minim penanganan.

Bukan hanya asesmen penanganan dukungan psikologis, namun secara spesifik melibatkan psikolog dan psikolog klinis profesional. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *