tribunwarta.com –
Lokasi: Jalan Taman Tawang No.1, Tj. Mas, Kota Semarang Utara, Jawa Tengah 50211Map: Klik DisiniHTM: –Buka Tutup: Setiap HariTelepon: 024 3544544
Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun lamanya. Hal itu menyebabkan banyak bangunan di Indonesia yang bergaya eropa yang mnam pilkan sisi unik nan eksotis.
Dengan bangunan yang besar-besar membuat masyarakat terpesona layaknya berana di negeri kincir angina itu.
Selain itu, bangunan-banguna tersebut merupakan saksi bisu bagaimana kehidupan rakyat Indonesia pada masa pemerintahan Belanda dan bagaimana perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.
Semua bangunan itu dibangun oleh rakyat Indonesia yang dipekerjakan secara paksa oleh kaum Belanda. Mereka bekerja rodi untuk membangun semua fasilitas-fasilitas yang ada di Indonesia.
Untuk itulah bangsa Indonesia harus merawat dan melestarikan bangunan-bangunan tersebut karena sejarahnya yang tak terlupakan itu.
Salah satu bangunan tersebut dan masih dipergunakan sampai saat ini adalah Stasiun Semarang Tawang (SMT) atau masyarakat lebih sering menyebutnya dengan nama Stasiun Tawang.
Untuk anda yang berada di Semarang, tentu tak asing lagi dengan Stasiun Tawang ini. Sebagian orang mungkin sering berpergian dengan kereta api melalui Stasiun Tawang ini. Namun, bila anda belum pernah ke sini.
Cobalah berpergian menggunakan kereta api dari Stasiun Tawang Semarang ini untuk menikmati keindahan arsitekturnya.
Keunggulan Stasiun Tawang adalah selain memiliki jadwal kereta api yang lengkap, anda juga bisa menikmati suasana dan keindahan bangunan Stasiun Tawang yang memiliki nilai artistik yang tinggi.
Setelah itu mungkin anda juga bisa mengunjungi tempat-tempat rekreasi yang tidak jauh dari Stasiun Tawang. Diantaranya adalah Pasar Johar dan Kota Lama.
Sejarah Singkat
Stasiun Semarang Tawang (SMT) adalah stasiun besar kelas A yang tertua kedua di Indonesia setelah Stasiun Semarang NIS yang terletak di Semarang juga, yaitu di Kemijen.
Stasiun ini merupakan stasiun terbesar yang dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Semarang yang juga merupakan stasiun terbesar di Semarang dan bagian utara Jawa Tengah.
Alamat Stasiun Tawang berada di Jl. Taman Tawang No.1, Tanjung Mas, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Lokasi ini tidak terlalu jauh dari pusat kota, mungkin jaraknya sekitar 5 km.
Lokasinya pun tidak jauh dari Gereja Blenduk dan polder serta di sekitar Stasiun Tawang ini terdapat banyak gedung-gedung kuno.
Dinamakan ‘Tawang’ karena lokasinya dekat dengan kampung yang ada disekitar stasiun ini, yaitu kampung Tawangsari. Stasiun ini didirikan pada tahun 1914 sebagai stasiun pengganti dari Stasiun Tambak Sari.
Stasiun Tambak Sari sendiri didirikan pada tahun 1864. Proses pembangunan stasiun Tambak Sari pertama kali ditandai dengan upacara pencangkulan tanah oleh Mr. Barot Sloet Van De Beele.
Ia adalah seorang Gubernur Jenderal pada saat itu. Stasiun Tambak Sari saat itu dikelola oleh Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). NIS sendiri melayani pengangkutan jalur Semarang – Yogyakarta – Solo.
Pada tanggal 19 Juli 1868 Stasiun Semarang Tawang diresmikan oleh Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Jalur yang pada saat itu diresmikan adalah jalur Semarang Tawang menuju Tanggung dengan lebar 1,435 mm.
Akhirnya setelah tersendat-sendat, pembangunan jalur kereta api Stasiun Tambak Sari selesai pada tanggal 10 Pebruari 1870. Kemudian jalur ini diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan pada tahun 1873.
Perpanjangan jalur berlanjut hingga Stasiun Lempuyangan yang berada di Yogyakarta.
Adanya perkembangan dalam kegiatan perdagangan mengakibatkan Stasiun Tambak Sari tidak layak lagi. Oleh karena itu direncanakanlah stasiun yang lebih besar dan lebih memenuhi syarat, yaitu Stasiun Tawang.
Stasiun Tawang sendiri merupakan karya dari arsitek J.P De Bordes.
Setelah Indonesia merdeka, Stasiun Semarang Tawang berpindah tangan menjadi milik Pemerintah Kotamadya Semarang dan perusahaan NIS diganti dengan nama PJKA (Jawatan Kereta Api Tawang).
Dari awal berdirinya Stasiun Semarang Tawang ini, sampai sekarang tidak banyak perubahan yang terjadi dan semuanya tetap sama. Hingga sekarang pun stasiun ini masih terjaga dan terawat dengan baik.
Hanya saja lapangan yang berada didepan Stasiun Tawang kini berubah menjadi Polder. Pada zaman dahulu Polder ini mempunyai sejarah yang cukup tinggi.
Bagian ini merupakan ruang terbuka yang berada di Kota Lama dan berfungsi sebagai tempat olahraga, upacara, tempat pertandingan dan lain sebagainya.
Kini Stasiun Semarang Tawang menjadi stasiun induk di Kota Semarang. Stasiun ini melayani berbagai macam kelas kereta api.
Mulai dari kereta api eksekutif, bisnis sampai kereta api kelas ekonomi ada di stasiun ini. Sekarang Stasiun Tawang memiliki 6 jalur kereta api aktif dan 2 jalur kereta api buntu.
Jalur 1 dimulai dari jalur paling selatan. Jalur ini merupakan persinggahan kereta api jarak jauh maupun jarak menengah yang akan menaikan atau menurunkan penumpang di Stasiun Tawang ini.
Sedangkan jalur 2 digunakan sebagai tempat singgah kereta api jika ada kereta api yang berhenti di jalur 1 dan 3.
Jalur 3 digunakan untuk kedatangan dan keberangkatan penumpang kereta api jarak jauh maupun kereta api jarak menengah yang berhenti di Stasiun Tawang.
Selain itu jalur ini juga digunakan sebagai tempat parkir serta persiapan bagi kereta api yang akan berangkat. Diantaranya ada kereta api Argo Sindoro, Argo Muria, Menoreh dan Komandaka.
Selanjutnya adalah jalur 4. Jalur 4 ini digunakan sebagai sepur lurus pertama sebagai jalur utama untuk melintas langsung untuk kereta api dari arah timur ataupun arah barat. Sedangkan Jalur 5 digunakan sebagai sepur lurus kedua.
Sepur lurus kedua ini digunakan untuk keberangkatan maupun kedatangan kereta api komuter. Dan jalur aktif yang terakhir yaitu jalur 6. Jalur 6 ini berfungsi sebagai jalur persilangan kereta api.
Selanjutnya adalah jalur buntu yang diberi nomor jalur 7 dan 8. Kedua jalur ini digunakan sebagai tempat parkir gerbong kereta api yang sudah tidak terpakai. Selain itu jalur ini juga berfungsi sebagai tempat pencucian kereta api.
Stasiun Semarang Tawang merupakan stasiun yang sangat sibuk. Hal ini karena kebanyakan kereta api yang melewati jalur utara berhenti di Stasiun Tawang.
Yang tidak berhenti disini hanya kereta api Jayabaya dan angkutan barang yang bukan parcel ONS. Setiap harinya kurang lebih 600.000 penumpang berangkat dan tiba di stasiun ini.
Jadwal Kereta Api
Stasiun Tawang adalah stasiun terbesar di Semarang, tak heran bila jadwal kereta api penumpang sangatlah padat.
Banyak kereta api yang berangkat dari stasiun ini. Diantaranya ada kereta api Kamandaka (225), Argo Sindoro (11), Menoreh, (149), Kamandaka (229), Argo Muria (13), Kamandaka (233) dan Ciremai (97).
Sebagian besar kereta api dari Stasiun Tawang ini mengangkut penumpang dengan tujuan pemberhentian akhir Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang dan Jombang. Rute kereta api ini melewati beberapa stasiun besar seperti Stasiun Semarang Poncol, Stasiun Gambir, Stasiun Senen dan stasiun besar lainnya.
Wisata Terdekat
Stasiun Tawang memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Diantaranya adalah lapangan parkir, ruang tunggu yang nyaman, musholla, toilet, cafe, minimarket, hotel transit terdekat klinik kesehatan dan masih banyak lagi.
Menariknya Stasiun Tawang mempunyai lokasi yang sangat strategis dan dikelilingi oleh berbagai macam tempat wisata seperti Masjid Agung Jawa Tengah, Lawang Sewu, Kota Lama Semarang, Simpang Lima, Gereja Blenduk dan objek wisata lainnya.
Selain itu bagi anda yang tinggal di luar Jawa Tengah dan ingin kuliah di Universitas Diponegoro (UNDIP), anda bias naik kereta api dan turun di Stasiun Tawang ini. Banyak sekali rute dan kendaraan yang akan membawa anda ke UNDIP Tembalang bila anda berangkat dari Stasiun Tawang.
Bagi anda yang ingin membeli oleh-oleh khas Semarang, di dekat Stasiun Tawang ini juga tersedia pusat oleh-oleh yang wajib anda datangi.
Contohnya adalah Pusat Oleh-Oleh Pandanaran, Lumpia Express, Istana Brillian, Moaci Gemini, Spekoek Waiki (lapis legit), Batik Semarang, Toko Oen, Ayam Tulang Lunak, Fortune Cake & Bakery, Lumpia Delight, Lumpia Mataram dan Pia Kemuning.
Arsitektur Bangunan
Stasiun Tawang dirancang oleh seorang arsitek bernama Ir. Sloth Blawboer. Stasiun Tawang merupakan rancangan bangunan yang indah dan anggun juga romantic yang merupakan bentuk bangunan popular di Eropa pada saat itu.
Bangunan indah dan bergaya Romanticism yang luas dirancang karena Stasiun Tawang akan menjadi pintu untuk menyambut kedatangan para tamu pada perayaan 100 merdekanya Belanda dari jajahan Spanyol (Tentoonstelling)
Bentuk bangunan Stasiun Tawang adalah simetris dengan bangunan utama beratap kubah tinggi yang berada di tengahnya. Bangunan yang simetris merupakan ciri bangunan kolonial Belanda yang sangat popular di Eropa pada masa itu.
Bangunan ini juga dilengkapi dengan sayap-sayap bangunan pada bagian kiri dan kanannya. Bagian atapnya didominasi oleh atap pelana yang menggunakan genteng merah.
Untuk menyesuaikan iklim tropis yang ada di Indonesia, atapnya pun dibuat buka-bukaan sebagai variasi bangunan tersebut dan juga sebagai ventilasi udara.
Untuk ornamen, bangunan ini tidak banyak memilikinya karena gaya bangunan Romanticism abad ke 20 yang sangat popular di Eropa itu lebih menekankan pada garis dan bidang yang buka-bukaan pada tembok yang kokoh dan atap berbentuk kubah sebagai ornamennya.
Dengan begitu Stasiun Tawang ini terlihat megah, elegan dan berkelas.
Adapun untuk arsitektur ruangan-ruangan yang ada di Stasiun Tawang ini, sang arsitek menyusunnya secara linear dengan pintu masuk yang berada di tengah. Dibawah kubah terdapat ruang yang berfungsi sebagai hall dengan atap yang sangat tinggi.
Atap kubah tersebut berbentuk persegi yang memberikan pencahayaan sehingga Stasiun Tawang ini menjadi sangat terang di siang hari.
Terdapat pula empat kolom yang menjadi penyangga kubah. Di dalam empat kolom tersebut diberi lampu-lampu hias dan juga jendela kaca yang dipasang mengelilingi bangunan atas yang memperindah bagian bangunan atas Stasiun Tawang ini
Yang paling menonjol pada ornamen Stasiun Tawang ini adalah pintu-pintu utamanya dan juga jendela-jendela yang ada di atas bangunan.
Semua pintu dan jendela tersebut berbentuk setengah lingkaran atau melengkung. Semua itu dipertegas dengan tepi atasnya menggunakan bingkai Arch pasangan dari batu bata.
Sekarang, bangunan bagian luar pun masih menggunakan bangunan Belanda tersebut karena arsitekturnya yang unik. Semua arsitektur bangunan Stasiun Tawang memiliki nilai estetik yang tinggi dengan dinding bermotif dan berwarnanya.
Sehingga bagi anda yang memiliki hobby fotografi, jangan sampai ketinggalan mengambil foto diri anda bersama bangunan Eropa yang Romanticism ini untuk menghiasi aplikasi Instagram anda.
Keunikan
Selain memiliki bangunan bergaya Eropa yang unik, Stasiun Tawang memiliki keunikan lainnya. Diantaranya yaitu keunikan yang terjadi saat musim hujan dan musim kemarau.
Saat musim kemarau, ketinggian stasiun ini mencapai 2 m. Sedangkan saat musim hujan, ketinggian stasiun ini turun menjadi 0 m.
Hal ini dikarenakan saat musim hujan, Stasiun Tawang ini sering terkena banjir yang disebabkan oleh hujan dan pasang surut air laut atau rob. Lantai dan jalan rel kereta api Stasiun Tawang telah tiga kali ditinggikan untuk mengatasi banjir tersebut.
Usaha lainnya adalah dengan adanya kolam yang berada di depan Stasiun Tawang. Kolam ini berfungsi sebagai tempat menampung air bila banjir tiba yang disebut dengan polder.
Sekarang bila anda berkunjung ke Stasiun Tawang ini, anda tidak akan menjumpai banjir lagi, sebaliknya anda akan disuguhi pemandangan yang anggun nan indah.
Selain itu, hal menarik lainnya yang ada di stasiun ini adalah nada lagu Gambang Semarang yang dimainkan menggunakan piano. Nada ini digunakan sebagai penanda bahwa kereta akan tiba.
Tentunya hal ini sangat berbeda sekali dengan stasiu-stasiun lain yang ada di Indonesia yang mana kebanyakan menggunakan nada Westminster Chime sebagai tanda kereta akan tiba.
Yang paling istimewa adalah adanya Musik Keroncong yang menghidupkan suasana Stasiun Tawang ini.
Bila anda menunggu di ruang tunggu, anda akan merasakan suasana syahdu yang berasal dari rombongan keroncong Gunungjati. Mereka sudah puluhan tahun menghibur penumpang kereta api di Stasiun Tawang ini.
Bila anda merasa terhibur, anda dipersilahkan memberikan uang tips ataupun sumbangan di kotak yang tersedia disana. Meskipun seperti pengamen, kualitas kelompok keroncong ini jangan diragukan.
Permainan music mereka sangatlah bagus dan enak didengar. Selain itu, mereka mengguasai berbagai jenis lagu dari yang lawas sampai lagu modern, dari lagu berbahasa Indonesia, Jawa bahkan lagu mancanegara pun mereka kuasai.
Apalagi bila anda mengunjungi Stasiun Tawang pada malam hari. Disini anda akan melihat pemandangan lobi stasiun yang indah dan unik serta diiringi lagu yang membawa kenangan tentunya.
Atmosfir klasik tempo dulu bercampur dengan fasilitas stasiun kereta api yang modern akan selalu dikenang pengguna angkutan kereta api yang turun dan singgah di Stasiun Semarang Tawang.