tribunwarta.com –
Lokasi: Jl. Ringroad Utara, Sariharjo, Ngaglik, Jongkang, Kab. Sleman, Yogyakarta 55284Map: Klik DisiniHTM: Rp.10.000 per OrangBuka Tutup: 09.00-21.00 WIBTelepon: 0274-868-225
Harga Tiket Masuk
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke tempat ini, untuk harga tiket masuknya sendiri hanya 10 ribu saja untuk pengunjung perorangan.
Museum ini sendiri, sama seperti museum-museum lainnya yang buka mulai dari hari selasa hingga minggu dan tutup pada hari Senin kecuali bila sedang ada libur nasional.
Untuk jam berkunjungnya, Anda dapat mendatangi tempat yang satu ini mulai dari pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore.
Bagi Anda yang datang bersama rombongan, akan mendapat potongan harga sebesar 10% dengan minimal anggota 30 orang.
Sementara bagi rombongan TK ataupun anak-anak panti asuhan, tiket masuknya akan di beri potongan sebesar 50%.
Selain museum dengan beragam koleksi bersejarah, monumen ini memiliki ruang serbaguna yang juga dapat Anda sewa dengan tarif Rp.4.500.000 perharinya untuk bagian indoor.
Sementara bagian outdoor-nya dikenakan tarif 2 kali lipatnya yakni sebesar 9 juta rupiah. Fasilitas penunjang lainnya seperti telepon umum, toilet dan parkir juga tersedia di tempat ini.
Buka Jam Berapa
Senin 09.00–21.00Selasa 09.00–21.00Rabu 09.00–21.00Kamis 09.00–21.00Jumat 09.00–21.00Sabtu 09.00–21.00Minggu 09.00–21.00
Indonesia merupakan sebuah negara kesatuan yang kemerdekaannya diraih dengan penuh perjuangan. Segenap rakyat pada kala itu mencurahkan seluruh tenaga untuk mewujudkan negeri indah ini.
Bagi sebagian orang mungkin hanya mengetahui bahwa ibukota Indonesia berada di Jakarta saja.
Padahal dahulu ibukota negara pernah dipindahkan ke Yogyakarta pada masa razia yang marak dilakukan oleh pihak Belanda dengan pasukan NICA & AFNEI selepas kemerdekaan Indonesia.
Kejadian ini diabadikan dengan pembangunan monumen di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan nama monjali alias Monumen Jogja Kembali.
Monumen ini sebagai penanda bahwa Yogyakarta selain kembali menjadi ibukota Indonesia juga menjadi garis besar pertahanan pemerintahan saat itu.
Bangunan bersejarah ini memiliki alamat lengkap di daerah kab. Sleman, di jalan Ringroad utara dekat dengan lokasi Taman pelangi.
Monumen Jogja kembali ini, didirikan pada tahun 85 di tanggal 29 juni dengan menyelenggarakan upacara tradisional menanam kepala kerbau.
Sri Sultan HB IX bersama Sri Paduka PakuAlam VIII turut hadir dalam prosesi peletakan batu pertamanya dan peresmiannya di tanda tangani langsung oleh Presiden Soeharto.
Monumen setinggi 31,8m dengan 3 lantai ini didirikan atas ide Kolonel Sugiarto yang kala itu menjabat sebagai walikota jogja di tahun 83.
Dan menjadi penanda bahwa Belanda menarik mundur pasukannya setelah pertempuran selama 6 jam di Yogyakarta.
Monumen yang berdiri dengan bentuk arsitek mengerucut bak sebuah gunung ini, konon melambangkan kesuburan serta sebagai jalan untuk memaknai peninggalan budaya dari nenek moyang yang harus di lestarikan.
Letak pembangunannya kala itu pun tak luput dari berbagai perhitungan penting. Secara imajiner bagai sebuah peta yang sumbu-sumbunya terkoneksi dengan lima kawasan penting lainnya di Yogyakarta.
Kawasan yang terkoneksi disini diantaranya ialah Kraton Yogyakarta, Gunung Merapi, Tugu, panggung Krapyak serta Pantai Parangtritis yang konon katanya merupakan Poros Makro Kosmos atau sebuah Sumbu besar kehidupan.
Titik sumbunya sendiri dapat Anda saksikan dari lantai ketiga bangunan ini, dimana bendera Indonesia dikibarkan pada sebuah tiang.
Monumen Jogja Kembali ini sendiri, letaknya kurang lebih hanya 3 km dari pusat kota Yogyakarta.
Penasaran dengan apa aja isi dari Monjali ini? berikut ialah info yang berhasil kami rampungkan :
1. Lantai Pertama
Di bagian pertama bangunan ini, terdapat 4 buah ruang yang di pergunakan sebagai museum.
Koleksi yang dimiliki pun sangat banyak, kurang lebih terdapat seribu koleksi yang memiliki korelasi dengan peristiwa perjuangan pada 1945 hingga 1949.
Di antaranya seperti beragam senjata dan seragam yang dipergunakan, realia, kumpulan foto, heraldika, replika serta bentuk evokatif dari dapur umum saat suasana perang.
Di tempat ini juga terdapat beberapa barang tempo dulu seperti buku-buku, telepon dan mesin ketik antik.
Bahkan dokar yang kala itu digunakan oleh Panglima besar TKR, Jenderal Soedirman pun diabadikan ditempat ini pada ruang khusus.
2. Lantai Kedua
Dilantai dua pengunjung dapat menyaksikan beragam diorama yang menggambarkan bagaimana perjuangan para pahlawan dan rakyat Yogyakarta mempertahankan negeri ini dari Belanda di tahun 1948-1949 dan terbagi pada 10 diorama.
Di sepanjang bagian sisi tangga monumen ini terdapat 40 relief yang turut menggambarkan bagaimana perjuangan orang-orang Indonesia melawan penjajah.
Hingga akhirnya diakui kedaulatannya oleh Belanda sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.
Ditempat ini banyak sekali patung-patung yang disajikan lengkap dengan background suasana kala itu, lengkap dengan seragam dan pakaian pada masanya.
Ada juga beberapa gambar lukisan yang turut menggambarkan bagaimana perjuangan masa itu.
3. Lantai Ketiga
Di tempat yang bernama Garbha Graha ini, Anda akan melihat sebuah bendera merah putih yang berkibar ditengah ruangan dengan lukisan dari tulisan Presiden Soeharto pada bagian belakangnya.
Di bagian teratas dari monumen yang berbentuk ruangan lingkaran ini, biasanya digunakan sebagai tempat renungan dan mendoakan para pejuang yang telah gugur memperjuangkan bangsa ini.
Dibagian luar, Anda akan menemukan replika pesawat cureng saat memasuki monumen melalui pintu timur atau replika pesawat Guntai jika dari pintu barat.
Di kedua bagian ini, pengunjung juga dapat menemukan sebuah senjata mesin beroda yang dilengkapi dengan tempat duduk di podium sebelum menuju ke pelataran monumen.
Di bagian ujung pelataran, terdapat dinding yang berdiri tegak dengan 420 nama para pejuang yang kala itu gugur pada masa perjuangan 19 Desember 1948-29 Juni 1949.
Tak hanya nama pejuang, ada juga puisi karya Chairil Anwar bertajuk Karawang-Bekasi bagi pahlawan yang tak diketahui namanya.
Disekeliling monumen ini, terdapat jagang/kolam yang terbagi dengan 4 jalur untuk menuju ke bangunan monumen.
Jalan yang berada di bagian barat dan timur, menjadi penghubung untuk pengunjung yang ingin menuju ke lantai 1 monumen.
Di lantai 1 ini juga terdapat ruangan sidang utama, yang biasa di sewakan bagi para pengunjung yang biasanya menggelar rapat, seminar ataupun pernikahan dengan luas 25 meter.
Sementara jalur bagian utara dan selatan, menjadi penghubung untuk pengunjung yang ingin menuju lingkar luar lantai 2.
Di tempat ini terdapat 40 relief yang menjadi gambaran peristiwa perjuangan kala itu, mulai masa 17 Agustus 1945 sampai 28 Desember 1949.
Sejumlah peristiwa lainnya mulai dari perjuangan fisik maupun diplomasi sejak masa Proklamasi, kemudian kembalinya Presiden dan WaPres ke jogja hingga terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat lengkap tersaji di relief tersebut.
Taman Lampion
Di dekat monument jogja kembali ini, terdapat Taman Pelangi atau dikenal juga dengan nama Taman Lampion.
Di Taman ini terdapat replika dengan beragam bentuk dan warna seperti Naga, kereta kuda, bunga serta burung yang akan tampak cantik bila dikunjungi pada malam hari.
Taman pelangi ini biasanya dijadikan spot untuk mengabadikan momen dengan melakukan photo bersama, di sekitar lampion yang ada.
Di tempat ini tersedia 25 wahana permainan serta beberapa stand makanan & minuman bagi para pengunjung.
Taman ini berdiri mulai dari tahun 2011 dengan beragam wahana seperti junior jet, trampoline, battery car, Euro Bungee, halicak, bom bom car, rumah ballon, safari train, sepeda tandem serta ATV.
Sementara untuk wahana air, tersedia bumper boat, becak air, speed boat, perahu dayung, bola air dan lainnya.
Untuk bisa menikmati beragam wahana di tempat ini, pengunjung cukup merogoh kocek 10 hingga 20 ribu rupiah saja.
Bagi Anda yang gemar memancing, di tempat ini juga tersedia kolam pemancingan dengan dilengkapi fasilitas untuk masak langsung ditempat.
Untuk masuk ke taman ini, pengunjung hanya dikenakan biaya 10 ribu saja di hari biasa dan 15 ribu saat weekend maupun libur nasional dengan jam buka mulai dari jam 5 sore hingga jam 10 malam.
Penginapan Hotel
Untuk yang ingin bermalam di dekat tempat ini, tersedia beberapa hotel yang dapat menjadi pilihan sesuai dengan budget sesuai kantong Anda.
Di antaranya yang terdekat seperti Indoluxe Yogyakarta, Guest House Signature, Hotel Sunrise Jombor, Hyatt Regency dan lainnya.
Beragam tempat kuliner pun banyak tersedia di sekitar Monumen jogja kembali ini seperti Joglo kembar, Soto Al-Barokah, Kedai Mbokde dan masih banyak lagi pilihan lainnya yang dapat Anda pilih sesuai selera.
Tak jauh dari tempat ini, Anda juga dapat mengunjungi beberapa kawasan wisata lainnya seperti Tugu jogja, Malioboro, Benteng Vredeburg, Taman pintar, Kraton Yogyakarta, Museum Affandi hingga Candi Prambanan.
Bagi warga sekitar maupun warga Jakarta yang kebetulan berlibur di sekitaran Malioboro, dapat menggunakan TransJogja dengan jalur lintas 2A maupun 2B & turun di halte monjali.
Bedanya hanya bila Anda menggunakan jalur lintas 2A, akan turun di Halte utara atau yang dikenal dengan monjali 2, sementara bila menggunakan jalur lintas 2B, silahkan turun di Halte monjali 1.
Sementara bagi yang menggunakan kendaraan pribadi, dapat mengarah ke utara dari perempatan tugu hingga sampai di perempatan ringroad utara.
Setelah itu belok ke kiri dan berputar ke jalur sebaliknya di area berputar yang tersedia hingga sampai tujuan.
Atau bisa juga berjalan kaki menyusuri Malioboro malam hari yang romantis, hingga sampai di Monumen jogja kembali.
Bagaimana? Tertarik untuk mengunjungi tempat yang tengah menjadi instagramable ini? Yuk visit jogja!