Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memenangkan satu lagi kursi majelis nasional dalam pemilihan sela akhir pekan, kata para pejabat Senin (31/10), sementara ia masih memimpin pawai ribuan pendukungnya ke Islamabad.
Khan, seorang pensiunan bintang kriket internasional, telah menuntut penyelenggaraan pemilihan umum dini sejak diberhentikan dari jabatannya pada April lalu oleh mosi tidak percaya, yang memberikan tekanan pada pemerintah.
Kemenangan terakhirnya di barat laut negara itu dikonfirmasi oleh Komisi Pemilihan Pakistan (ECP). “Kami bahkan tidak menjalankan kampanye pemilihan untuk Imran Khan di sana, tetapi ia menang dengan selisih yang besar,” kata Fawad Chaudhry, seorang ajudan senior Khan dan mantan menteri informasi, kepada saluran TV swasta HUM News.
ECP memutuskan bulan ini bahwa Khan telah gagal menyatakan dengan benar nilai hadiah yang ia terima dari para pemimpin asing saat menjabat.
Para pengacaranya awalnya menganggap putusan itu sama dengan pendiskualifikasian Khan selama lima tahun dari jabatan publik, tetapi kemudian mengubah pendapat mereka.
Masalahnya sekarang di hadapan pengadilan, yang pekan lalu memungkinkan Khan untuk mengikuti pemilihan sela terbaru.
Ini adalah salah satu dari beberapa pertempuran hukum yang melibatkan Khan sejak ia digulingkan dan terjadi setelah ia memenangkan enam dari delapan kursi dalam pemilihan sela awal bulan ini.
Seseorang dapat bersaing di beberapa daerah pemilihan dalam pemilihan Pakistan, dan meraih lebih dari satu kemenangan. Namun, pada akhirnya, ia hanya boleh memilih salah satu di antaranya.
“Sudah pasti sekarang bahwa dukungannya telah menjadi nasional,” kata analis politik Hasan Askari kepada AFP mengomentari sejumlah kemenangan Khan pada sejumlah pemilihan sela.
“Bagi rakyat jelata, tolok ukur keberhasilan suatu pemerintahan adalah penghidupan dan perekonomian, dan pemerintahan saat ini belum berhasil dalam bidang-bidang tersebut,” katanya.
Khan saat ini sedang memimpin pawai terpanjang dalam sejarah negara itu. Khan dan ribuan pendukungnya memulai pawai mereka dari Lahore pada hari Jumat ke ibu kota negara, Islamabad, untuk menantang pemerintah Sharif dan menuntut pemilu nasional lebih awal daripada yang dijadwalkan.
Rencana kedatangan mereka membuat ibu kota gelisah. Ratusan peti kemas diposisikan di persimpangan-persimpangan utama, siap untuk memblokir demonstran jika mereka mencoba menyerbu kantor-kantor pemerintah.
Sementara itu, polisi mengatakan seorang jurnalis perempuan tewas terinjak-injak saat meliput pawai politik yang diadakan oleh mantan Perdana Menteri Imran Khan. Wartawan berusia 36 tahun itu meninggal pada hari Minggu setelah tergelincir dari truk kontainer Khan.
Khan mengungkapkan kesedihannya dan menghentikan sementara pawai itu setelah insiden tragis tersebut. Perdana Menteri Shahbaz Sharif dan kepala menteri provinsi Punjab mengatakan mereka akan mendukung keluarga wartawan itu, termasuk menutupi biaya hidup dan biaya pendidikan anak-anaknya. [ab/uh]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.