JawaPos.com – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga, kode saham: SRTG), perusahaan investasi aktif berhasil meraih kinerja yang optimal di tengah kondisi perekonomian global dan domestik yang penuh tekanan. Khusus di kuartal III 2022, perseroan mampu mencatat laba bersih senilai Rp 3,8 triliun, meningkat tajam dibandingkan rugi bersih sebesar Rp 253 miliar pada kuartal II 2022 sebelumnya.
Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya menjelaskan, sampai dengan akhir kuartal III 2022, Saratoga mencatatkan Net Asset Value (NAV) sebesar Rp 64,9 triliun. Angka tersebut naik 42 persen dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama di tahun 2021 sebesar Rp 45,8 triliun year-on-year (yoy).
“Pertumbuhan NAV Saratoga di tengah tingginya tingkat volatilitas global menunjukkan bahwa strategi investasi yang dilakukan perseroan sudah berjalan dengan baik. Hal ini juga tecermin dari kemampuan Perseroan membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham sebesar Rp 7,1 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2022,” kata Michael William dalm keterangan resmi di Jakarta, Senin (31/10).
Ia menjelaskan, peningkatan perolehan dividen dan kenaikan nilai portofolio investasi menjadi katalis utama menguatnya fundamental Saratoga hingga akhir September 2022.
“Kami berusaha untuk menjaga momentum pertumbuhan ini dan mengoptimalkan kinerja setiap portofolio investasi agar dapat tumbuh positif sehingga ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,” imbuhnya.
Michael mengungkapkan, Saratoga membukukan pendapatan dividen sebesar Rp 1,4 triliun sampai dengan akhir kuartal III 2022, naik 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 (yoy). Dividen tersebut terutama berasal dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX), serta PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG).
“Kami optimistis perekonomian Indonesia tetap mampu menghadirkan peluang-peluang investasi dengan potensi pertumbuhan yang tinggi dalam jangka panjang. Dengan pengalaman dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, Saratoga akan mengambil inisiatif untuk melanjutkan investasinya di sektor-sektor strategis seperti infrastruktur digital, pelayanan kesehatan, energi terbarukan dan konsumer,” ungkapnya.
Sementara itu, di tengah tren kenaikan inflasi dan suku bunga di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, Perseroan terus melanjutkan penguatan neraca keuangan melalui strategi pengurangan utang dan efisiensi operasional. Hingga kuartal III 2022, Saratoga telah berhasil mengurangi utang hingga 29 persen menjadi Rp 1,7 triliun, dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp 2,4 triliun.
Pengurangan utang ini, lanjut Michael, merupakan bagian dari upaya Perseroan untuk menjaga efisiensi operasional, sehingga rasio utang dan biaya berada pada level yang sehat. Hingga kuartal III 2022, Perseroan mencatat annualized operating costs-to-NAV ratio sebesar 0,3 persen serta loan-to-value ratio pada level 0,9 persen.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Devin Wirawan, mengungkapkan likuiditas Saratoga hingga kuartal III 2022 sangat sehat dengan dana kas mencapai Rp 1,1 triliun.
“Dengan dukungan likuiditas yang kuat dan rasio pinjaman yang rendah memungkinkan Saratoga untuk mengoptimalkan setiap peluang investasi yang ada. Kami memiliki beberapa opsi investasi yang sejalan dengan rencana bisnis Saratoga ke depan,” tandas Devin.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.