Telset.id, Jakarta – Samsung telah melaporkan pendapatan di kuartal ketiga 2022, dengan mencatat hasil yang kurang menggembirakan karena mengalami penurunan laba hingga 23%.
Dari laporan tersebut pendapatan perusahaan sebesar 76,78 triliun won Korea (USD 54 miliar) untuk kuartal ketiga 2022, tetapi penurunan laba sudah dari kuartal sebelumnya.
Laba operasional sebesar KRW 10,85 triliun atau US$ 7,6 miliar, atau turun 23 persen dari kuartal kedua 2022 dan sekitar 31,4 persen dari periode yang sama di tahun lalu. Laba operasional Samsung dari Juli hingga September 2021 adalah KRW 15,82 triliun, naik 26 persen dari kuartal sebelumnya.
Samsung mengatakan bahwa berbagai divisinya telah bergulat dengan permintaan konsumen yang lemah di tengah ketidakstabilan ekonomi global. Permintaan yang lemah untuk produk konsumen juga menyebabkan penurunan laba Samsung.
BACA JUGA:
Pendapatan bisnis LSI perusahaan juga turun karena lemahnya permintaan untuk ponsel dan TV, meskipun pendapatan dari penjualan chip tumbuh karena peningkatan produksi smartphone 5G.
Selain itu, bisnis Samsung Visual Display juga terpengaruh oleh rendahnya permintaan dan meningkatnya biaya produksi.
Namun bisnis Mobile eXperience (MX) Samsung sedikit bernasib lebih baik, bersama dengan bisnis jaringan, membukukan pendapatan konsolidasi mencapai KRW 32,21 triliun (USD 22,6 miliar) dan laba operasional KRW 3,24 triliun (USD 2,27 miliar). Pencapaian itu lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.
Perusahaan mengaitkan kesuksesan bisnis MX dengan penjualan smartphone lipat mereka yang baru diluncurkan, Galaxy Z Fold 4 dan Z Flip 4, dimana keduanya menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat daripada pendahulunya. Begitu juga seri Galaxy S22 mampu mempertahankan momentum penjualan yang solid.
Samsung mengharapkan bisnis ponselnya berkinerja lebih baik di kuartal keempat, karena biasanya permintaan untuk smartphone dan perangkat wearabel meningkat di musim akhir tahun.
Bisnis ponsel Samsung mungkin terus menghasilkan keuntungan yang solid. Divisi lain yang berkinerja baik pada kuartal ketiga adalah bisnis Foundry, yang menghasilkan rekor pendapatan hingga KRW 23,02 triliun atau US$16 miliar dengan laba operasi KRW 5,12 triliun atau USD 3,6 miliar, berkat permintaan yang kuat dari pelanggan global.
Pada hari yang sama ketika merilis pendapatan kuartal ketiga, Samsung juga secara resmi menunjuk Jay Y. Lee sebagai ketua eksekutifnya. Penunjukkan ini dianggap hanya merupakan langkah simbolis, mengingat Lee adalah pemimpin defacto perusahaan.
BACA JUGA:
Tetapi, seperti yang dicatat Bloomberg, jabatan itu dapat membantunya membuat segalanya lebih lancar. Terutama saat ia menutup kesepakatan dengan perusahaan lain di seluruh dunia dalam upaya untuk memperluas bisnis semikonduktor dan bioteknologi Samsung.
Lee, yang divonis lima tahun penjara pada 2017 setelah dinyatakan bersalah menyuap pejabat publik, menerima pengampunan Presiden pada Agustus lalu agar bisa membantu Korea Selatan mengatasi krisis ekonomi. [FY/HBS]
Artikel ini bersumber dari telset.id.