Loyo Lagi, IHSG Bertengger di 7.048

Loyo Lagi, IHSG Bertengger di 7.048

Jakarta: Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sore ini terpeleset lagi. Padahal, IHSG pada pembukaan perdagangan pagi sempat menguat.
 
Mengutip laman RTI, Selasa, 25 Oktober 2022, gerak IHSG melemah 4,664 poin atau setara 0,066 persen ke posisi 7.048. Saat bel pembukaan perdagangan, IHSG sempat bertengger di posisi 7.053. Gerak indeks sempat menyentuh level tertinggi di posisi 7.108 dan level terendah di 7.032.
 
Sementara itu volume perdagangan saham hanya membukukan sebanyak 24,2 miliar lembar senilai Rp13,7 triliun. Sebanyak 245 saham menguat, 283 saham melemah, 173 saham stagnan, dan terjadi 1.272.680 kali transaksi.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“IHSG kembali mengalami penurunan setelah mencatatkan kinerja positif dalam beberapa hari lalu, sebelum dan pasca-pengumuman kebijakan agresif Bank Indonesia,” tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya, dilansir Antara.
 

Hal itu juga dipengaruhi oleh pasar Asia yang bergerak bervariasi. Pasar saham Asia merespons negatif terpilihnya Xi Jinping yang melanjutkan posisinya sebagai Presiden Tiongkok tiga periode.
 
Pelaku pasar khawatir terhadap berlanjutnya kebijakan zero covid yang dinilai semakin memicu perlambatan ekonomi. Meski demikian, Xi Jinping mengarahkan kebijakan ekonominya pada transisi ke pertumbuhan berkualitas tinggi, bukan lagi pertumbuhan berkecepatan tinggi sebagaimana disampaikan dalam kongresnya.
 
Sempat dibuka menguat, selang satu jam IHSG melemah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih berada di teritori negatif namun sempat kembali ke zona hijau dan turun jelang penutupan bursa saham.
 
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor meningkat dengan sektor properti dan real estat naik paling tinggi 1,07 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor kesehatan masing-masing naik 0,73 persen dan 0,39 persen.
 
Sedangkan enam sektor terkoreksi dengan sektor energi turun paling dalam 1,12 persen, diikuti sektor barang konsumen non-primer dan sektor barang baku masing-masing turun 0,7 persen dan 0,67 persen.
 

(AHL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *