Penyakit ini membuat Naura harus menjalani cuci darah (hemodialisis) hingga berkali-kali.
Penyakit gagal ginjal akut yang diidap Naura baru dialaminya sejak mengalami demam tinggi lalu keluar campak dan setelah beberapa dibawa ke salah satu rumah sakit ?bu dan Anak yang ada di Kota Banda Aceh ternyata rumah sakit tersebut penuh kemudian orang tuanya kembali membawa Naura ke RSUDZA.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Naura menjalani rawat inap di RSUDZA dengan kondisi badan lemah. Tak lama, saat pemeriksaan rutin dokter menemukan ada kelainan pada fungsi ginjalnya.
“Untung dokternya sangat sigap langsung dipasang segala macam alat ditubuh anak saya, kami ya hanya bisa pasrah Allah dan berkata silahkan lakukan yang terbaik untuk anak kami dokter agar anak kami bisa sembuh,” kata Ayah Naura, Edi Syahputra, kepada Medcom.id, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Keadaan gagal ginjal membuat Naura harus rutin cuci darah dua kali dalam sepekan.
“Anak saya selama di rumah sakit sudah lima kali cuci darah. Cuci darah pertama, kedua dan ketiga memang kondisinya masih belum stabil tapi setelah cuci darah keempat dan kelima itu sudah mulai kelihatan seperti urinnya sudah mulai keluar sedikit demi sedikit hingga akhirnya keluar seperti gumpalan kecil dari urinnya,” jelasnya.
Walau anaknya terkungkung perawatan di rumah sakit, Edi mengungkapkan bukan berarti dirinya terus menerus larut dalam kesedihan karena melihat buah hatinya itu terbaring lemah.
“Walaupun sebenarnya saya sangat sedih apalagi melihat anak saya yg masih balita ini terbaring lemah tapi saya mencoba untuk selalu bersikap semangat dan ceria di depan anak, agar anak saya juga bisa ceria dan tida sedih meski itu hanya sebentar,” ungkapnya.
Kini Naura penyintas gagal ginjal akut itu sembuh setelah 15 hari dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Band Aceh. Meski kondisinya masih lemah tapi Naura sudah tidak harus menahan sakit akibat selang yang dipasang di lehernya lagi. Naura bisa kembali ke rumah berkumpul dengan keluarganya kembali.
“Alhamdulillah sekarang kami sudah pulang ke rumah walaupun anak saya masih lemah tapi kami tetap bersyukur,” bebernya.
Edi berpesan kepada para orang tua yang anaknya mengalami hal serupa agar tetap tabah dan jangan takut mengizinkan anaknya untuk cuci darah. Karena menurutnya cuci darah seperti membuang racun yang ada ditubuh penderita agar kembali bersih dan sehat kembali.
“Cuci darah itu kalau kita tidak paham mungkin menjadi suatu momok yang mengerikan, tapi kalau kita melihat dari segi medis, cuci darah itu sebenarnya membantu ginjal yang tidak berfungsi untuk membuang racun yang ada di dalam tubuh. Jadi kalau tidak dilakukan bisa dibayangkan anak kita dalam tubuhnya banyak racun bagaimana rasa sakitnya, bagi para orang tua hilanglah pikiran yang negatif dan pasang pikiran yang positif ikhtiar dan berdoa kepada Allah,” ujar Edi.
(DEN)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.