Minyak Menguat Ditopang Potensi Bangkitnya Permintaan Tiongkok

Minyak Menguat Ditopang Potensi Bangkitnya Permintaan Tiongkok

New York: Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) karena harapan permintaan Tiongkok yang lebih kuat dan pelemahan dolar AS melebihi kekhawatiran tentang penurunan ekonomi global dan dampak kenaikan suku bunga pada penggunaan bahan bakar.
 

Dikutip dari Antara, Sabtu, 22 Oktober 2022, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember terangkat 54 sen atau 0,6 persen menjadi menetap di USD85,05 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember bertambah USD1,12 atau 1,2 persen, menjadi ditutup pada 93,50 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
 
Selama sesi perdagangan, kedua harga acuan sempat turun lebih dari satu dolar. Untuk minggu ini, WTI turun sekitar 0,7 persen, sementara Brent naik 2,0 persen.
 
Harga mengumpulkan beberapa dukungan dari mundurnya dolar AS. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,79 persen menjadi 111,9900 pada akhir perdagangan Jumat. 21 Oktober 2022. Secara historis, harga minyak berbanding terbalik dengan harga dolar AS.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang setelah sebuah laporan mengatakan beberapa pejabat Fed telah mengisyaratkan kegelisahan yang lebih besar dengan kenaikan suku bunga besar untuk melawan inflasi, bahkan ketika mereka di garis untuk menaikkan suku bunga besar lainnya untuk November.
 
Para pedagang meningkatkan posisi menjelang akhir pekan setelah kontrak WTI November berakhir, meningkatkan volatilitas.
 
“Biasanya adalah bermain akhir pekan ke sisi long (beli),” kata mitra di Again Capital LLC di New York John Kilduff.
 
Sementara itu, para pedagang terus menilai implikasi dari perlambatan ekonomi global dan pengurangan produksi besar-besaran yang diumumkan awal bulan ini oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.
 
“Terperangkap antara kekhawatiran permintaan di satu sisi dan pasokan yang ketat di sisi lain, harga minyak kemungkinan akan bergerak di kisan yang ketat,” ujar analis energi di Commerzbank Research.
 
Harga minyak juga mendapat dukungan setelah Bloomberg News melaporkan bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk memotong periode karantina bagi pengunjung menjadi tujuh hari dari 10 hari, meski belum ada konfirmasi resmi dari Beijing.
 
Tiongkok importir minyak mentah terbesar di dunia, telah menerapkan pembatasan ketat Covid-19 tahun ini, sangat membebani aktivitas bisnis dan ekonomi serta mengurangi permintaan bahan bakar.
 

(SAW)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *