JawaPos.com- Fenomena langka munculnya asap panas di depan rumah warga Perumahan Griya Candra Mas, Pepe, Kecamatan Sedati, pada Kamis (20/10) lalu sudah mereda. Sebab, hujan mengguyur semalaman hingga membuat lubang yang digali tergenang air. Meski begitu, tanah tetap terasa hangat.
Tanah di depan rumah Reynita Carlina itu diberi pembatas dari tali rafia. Rere, sapaan akrabnya, mengatakan, Rabu (19/10) malam tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo bersama PLN dan PGN datang untuk mengecek. Mereka juga menggali tanah itu lebih dalam.
Perempuan 28 tahun itu mengungkapkan, saat tanah digali tim BPBD, hawa panas terus keluar. ’’Semakin digali tanahnya semakin panas. Saya yang lihat dari atas sendiri terasa ada panas keluar,’’ tuturnya.
Setidaknya tanah seluas 2 meter persegi itu digali hingga sedalam kurang lebih 70 sentimeter atau hampir sepinggang orang dewasa. Kamis sore, tampak genangan air masih ada di lubang tersebut. Asap panas tak lagi muncul. Namun, saat dipegang, tanah terasa hangat. Padahal, tanah di sekitar terasa normal.
Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo menyatakan, pihaknya masih akan terus memantau dan menyiagakan unit pemadam kebakaran (damkar) terdekat jika nanti terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Dari hasil pengecekan bersama PLN, PGN, dan camat setempat, tidak ada pipa PGN ataupun kabel PLN di titik dan kawasan sekitar. ’’Sementara ini dugaan kami adalah adanya air tanah yang memanas sehingga menimbulkan kepulan asap,’’ ujar Dwijo.
’’Saat ini masih dalam pemantauan. Kami sudah bilang untuk ditunggu beberapa hari dulu dan sementara jangan banyak yang mendekat,’’ kata Camat Sedati Abu Dardak.
Jika keluar asap lagi, lanjut dia, warga bisa melapor agar segera ditangani. Bahkan, jika di titik tersebut keluar asap lagi, akan ada uji laboratorium. ’’Sementara kan ini tidak ada, kami biarkan dulu. Kalau ada, nanti kami bawa pakar untuk datang dan diambil sampel untuk diteliti,’’ ungkapnya.
Menurut pakar geologi ITS Amien Widodo, keluarnya asap panas itu bisa saja disebabkan adanya kantong-kantong minyak, gas, dan lumpur yang dulu ada di sekitar wilayah Sedati. ’’Kalau secara geologi, di daerah itu memang banyak sekali semburan gas. Di dekat Sedati pasar ikan itu juga ada,’’ ungkapnya.
Menurut Amien, jika tanah dan batu terasa hangat, kemudian ada asap yang keluar, bisa jadi itu karena gas yang ada di dalam terbakar. ’’Kalau untuk bau, saya rasa gas tidak semuanya berbau, kecuali ada kecampuran sulfur yang banyak ya bau jadinya,’’ jelasnya.
Amien mengatakan, sekitar empat atau lima tahun yang lalu, dirinya juga sempat menjumpai adanya semburan lumpur panas keluar di daerah Pulungan, Sedati. Tepatnya beberapa meter dari Koramil Sedati.
Menurut dia, seharusnya ada upaya dari Pemkab Sidoarjo untuk mengecek aktivitas kantong migas dan lumpur di Sedati bersama Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur. Dengan begitu, bisa disiapkan antisipasi jika terjadi sesuatu.
Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.