SURYA.CO.ID, LAMONGAN – Dugaan kematian tidak wajar seorang mantan kepala sekolah (kasek) di Lamongan, akhirnya memaksa polisi melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam. Pembongkaran itu dilakukan anggota Dokkes Forensik Polda Jatim di makam Islam Dusun Keduwul, Desa Menongo, Kecamatan Sukodadi, Rabu (19/10/2022).
Sebelumnya, tim dokkes forensik telah membongkar makam M Yasin, anggota tim sukses (timas) dari kades pemenang Pilkades di Desa Tambak Ploso, Kecamatan Turi, Sabtu (15/10/2022) lalu. Sedangkan pembongkaran ini dilakukan pada makam Busro (64), mantan Kasek SMP Muhammadiyah II Sukodadi.
Pembongkaran ini adalah langkah lanjut pihak kepolisian, setelah kematian Busro dinilai tidak wajar oleh anggota keluarganya. Apalagi dirasa tidak wajar karena jasad korban terpisah jauh dengan motor yang dikendarainya saat ditemukan meninggal, Kamis (25/8/2022) silam.
Sepeda motor korban yaitu Honda Supra S 4113 LF ditemukan tergeletak di Jalan Kusuma Bangsa Lamongan, sehari setelah korban temukan di Kabupaten Ngawi. Jasad korban ditemukan di area hutan Jalur Alur GC Petak 53 54, masuk Dusun Bangun, Desa Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi.
Keluarga Busro yang juga aktivis di persyarikatan Muhammadiyah kemudian menggandeng LBH Muhammadiyah Lamongan dan kemudian membuat pengaduan ke Polres Ngawi. Pengaduan itu tertuang dalam surat 002/LBH Mu.Lmg/MHH-PDM/VIII/2022, tertanggal 28 Agustus 2022.
Dari hasil pengumpulan data yang didapat tim LBU Muhammadiyah, sebelum kejadian, Rabu (24/8/2022) korban sedang mengikuti rapat di Kantor Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah di Jalan Lamongrejo untuk membahas penulisan sejarah Muhammadiyah Lamongan.
Kemudian pukul 13.09 WIB, usai rapat tentang penulisan kembali sejarah Muhammadiyah Lamongan, korban keluar dengan mengendarai motornya. “Itu terlihat di CCTV, dan saat keluar juga seorang diri, ” kata Tim LBH Muhammadiyah, Juris Justitio Hakim Putra kepada SURYA, Rabu (19/10/2022).
Kemudian keluarga almarhum dikagetkan saat mendapat kabar bahwa Busro ditemukan meninggal keesokan harinya, pukul 05.30 WIB di Ngawi. Keluarga menduga kematian korban itu tidak wajar.
LBH Muhammadiyah lantas meminta Polres Lamongan membantu mengurai perkara ini karena motor korban malah ditemukan di Lamongan. “Sebab bagaimana bisa motor itu kemudian tiba-tiba berada di Jalan Kusuma Bangsa Lamongan. Sementara korban ditemukan di Ngawi, jarak yang cukup jauh,” kata Juris didampingi Ketua LBH Muh, Luqmanul Hakim.
Menurut Juris, pembongkaran makam yang kemudian dilanjutkan dengan otopsi ini untuk mengetahui penyebab kematian korban yang diduga tidak wajar. “Karena adanya dugaan kematiannya tidak wajar, jadi dilakukan outopsi agar mengetahui penyebab kematian almarhum Busro. Dan diharapkan bisa menemukan titik terang,” tambahnya.
Pihaknya menyampaikan apresiasi kepada Polres Ngawi dan Polres Lamongan atas atensi dalam kasus kematian Busro ini. Dan diharapkan ekshumasi yang berlanjut ke otopsi bisa memberi petunjuk guna mengungkap misteri kematian Busro. “Karena kita menduga ada serangkaian tindak kejahatan atas kematian Busro, ” ungkapnya.
Saat pelaksanaan ekshumasi, lokasi makam dijaga ketat puluhan anggota perguruan silat Tapak Suci, Kokam dan juga anggota Polres Lamongan. Sementara anggota keluarga korban juga berkumpul di tenda di sebelah Barat makam.
Penjagaan cukup ketat, setiap orang yang hendak masuk lokasi makam didata anggota Kokam. Mereka mengaku membawa amanat keluarga almarhum yang tak mengizinkan siapapun yang masuk tanpa ada kepentingan.
Tidak hanya anggota polres yang ada di lokasi, Kasatreskrim Polres Ngawi, AKP Agung Joko Haryono didampingi sejumlah anggota, juga mendatagi lokasi ekshumasi. ****
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.