Waspada! Ini Hal yang Bisa Membuatmu Terserang Demam Berdarah

Waspada! Ini Hal yang Bisa Membuatmu Terserang Demam Berdarah

Jakarta: Bulan Oktober memang identik dengan intensitas hujan yang tinggi. Nyamuk Aedes aegypti yang menyerang manusia pun bisa membuat seseorang alami demam berdarah yang serius.

Kemenkes melaporkan bahwa per 17 Oktober 2022, Indonesia memiliki 94.355 kasus demam berdarah atau DBD yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan angka kematian mencapai 853 kasus.

Hal ini tentu membuat khawatir bagi setiap orang. Vektor paling dominan untuk terkena demam berdarah disebabkan oleh nyamuk jenis Aedes aegypti. Nyamuk ini biasa ditemukan pada daerah urban dan senang berada di dalam rumah.

Aedes albopictus juga bisa menyebabkan demam berdarah yang biasa ditemukan pada daerah rurai dan tidak terlalu senang di dalam rumah. Nyamuk jenis ini memilih lingkungan yang reseptif sesuai dengan suhu, kelembapan, curah hujan, dan juga tempat perkembangbiakan seperti air tergenang.

Lalu terjadi peningkatan pada nyamuk. Nyamuk-nyamuk yang telah lahir itu berada di lingkungan manusia.

Nyamuk akan melakukan kontak dengan manusia dengan hinggap pada kulit dan menggigit untuk menyedot protein. Jika sudah tergigit, akan terjadi inkubasi intrinsik yaitu di dalam tubuh manusia bernama Viremia. Viremia merupakan kadar virus tinggi di dalam tubuh yang 2 hari sebelum demam hingga hari kelima saat demam berlangsung.

“Nyamuk menggigit manusia untuk diambil proteinnya dan itu bisa menyebabkan sakit. Nyamuk ini tidak pilih-pilih dan akan berpindah-pindah untuk menggigit manusia,” kata dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD, K-PTI yang merupakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam.

Saat demam berlangsung, disarankan untuk segera pergi ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan lebih lanjut agar bisa mengetahui, apakah memang sakit demam tersebut karena nyamuk atau tidak.

“DBD itu tidak bisa diketahui hanya dari demam. Maka dari itu, harus tetap melakukan pemeriksaan lebih lanjut apakah memang terjadi DBD atau demam penyakit lain,” jelas dr. Erni.

Dr. Erni menambahkan bahwa nyamuk tidak pilah-pilih dalam menggigit manusia. Maka dari itu, lingkungan di rumah harus dijaga dengan baik karena tidak jarang ia menemukan kasus 1 keluarga bisa terkena demam berdarah, paling sedikit 1 hingga 2 anggota keluarga.

Adapun kebiasaan-kebiasaan yang bisa membuat nyamuk Aedes aegypti ini muncul dan bersarang di rumah, antara lain:

1. Tidak membersihkan genangan air.

2. Menumpuk baju-baju di kamar.

3. Tidak mengubur barang bekas yang memicu sarang nyamuk.

Masyarakat pun perlu melakukan 3M Plus dalam melakukan pencegahan dari demam berdarah yang bisa saja menyerang anggota keluarga mereka. Adapun aktivitas 3M Plus yang harus dilakukan:

– Intervensi lingkungan, di mana harus selalu melakukan pengecekan lingkungan agar tidak terjadi hal-hal yang menjadi tempat sarang nyamuk.

– Kontrol kimia, di mana harus menggunakan bahan kimia secukupnya untuk membersihkan hal-hal yang menjadi sarang nyamuk.

– Kontrol perilaku, yaitu harus selalu melakukan apa yang telah diimbau agar rumah terhindar dari kumpulan sarang nyamuk.

– Vaksinasi, yaitu mengikuti program vaksin agar mendapatkan antibodi dari penyakit demam berdarah ini.

“Vaksin tidak membuat kebal, tetapi membuat sakit menjadi lebih ringan. Dengan memberikan vaksinasi, kita harapkan kejadian infeksi yang menjadi berat akan turun,” pungkas dr. Erni.

Aulia Putriningtias
(FIR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *