Sekitar 34.000 rumah dapat terendam atau terisolasi di negara bagian Victoria saat keadaan darurat banjir berlanjut di sebagian wilayah tenggara Australia, kata seorang pejabat, Senin (17/10).
Victoria adalah negara bagian yang terkena dampak terburuk banjir kali ini. Permukaan air sungai di beberapa kotanya mengalami puncak tertinggi dalam beberapa dekade. Negara bagian New South Wales dan Tasmania juga mengalami banjir dan dalam keadaan darurat sejak pekan lalu.
Menteri Urusan Penanggulangan Keadaan Darurat Federal Murray Watt mengatakan Victoria kemungkinan menghadapi beberapa banjir serius dengan perkiraan hujan lebih banyak untuk akhir pekan ini.
“Kemungkinan besar kita akan melihat banjir terjadi dan kemudian air surut, diikuti oleh banjir lainnya, karena sistem sungai yang berbeda bersatu,” kata Watt kepada Australian Broadcasting Corp.
“Jadi ini adalah situasi yang sangat serius dan laporan yang saya terima menunjukkan bahwa sekitar 9.000 rumah kemungkinan terendam di Victoria Utara, atau sekitar 34.000 rumah secara umum di Victoria kemungkinan akan terendam atau terisolasi,” tambah Watt.
Dua orang tenggelam dan dua orang dilaporkan hilang di Victoria dan New South Wales dalam sepekan terakhir. Kematian terakhir adalah seorang pria berusia 71 tahun yang ditemukan tewas Sabtu akibat banjir di halaman belakang rumahnya di Rochester, sebuah kota yang terletak sekitar 180 kilometer dari ibu kota negara bagian Victoria, Melbourne.
Tim Wiebusch, CEO Badan Penanggulangan Keadaan Darurat Negara Bagian Victoria, memperkirakan 85 persen dari Rochester terendam banjir akibat Sungai Campaspe yang meluap pada akhir pekan.
Kota Kerang di Victoria Utara kemungkinan akan terisolasi selama tujuh hari ketika permukaan Sungai Loddon memuncak pada Rabu atau Kamis, kata Wiebusch.
Banyak sekolah dan jalan ditutup di Australia Tenggara dan ribuan orang telah mengungsi dari rumah mereka. Oktober biasanya merupakan awal musim kebakaran di tiga negara bagian yang sedang menghadapi bencana banjir itu.
Daratan biasanya mengering selama musim semi di Belahan Bumi Selatan dan bahaya kebakaran meningkat selama musim panas. Tetapi Biro Meteorologi bulan lalu menyatakan pola cuaca La Nina ketiga yang datang secara berturutan, yang dikaitkan dengan curah hujan di atas rata-rata di Australia Timur, sedang berlangsung di Pasifik.
Biro itu memperkirakan bahwa peristiwa La Nina mungkin memuncak selama musim semi di Belahan Bumi Selatan saat ini dan akan kembali ke kondisi netral pada awal tahun depan. [ab/uh]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.