Seruan “Jangan Abaikan Siapapun” dalam Hadapi Krisis Ketahanan Pangan Dunia

Seruan “Jangan Abaikan Siapapun” dalam Hadapi Krisis Ketahanan Pangan Dunia

Terdengar seruan “jangan abaikan siapa pun,” di tengah krisis ketahanan pangan dunia yang memburuk dan besarnya jumlah orang yang berisiko mengalami kelaparan serius di Asia dan Afrika. Acara tahunan itu memperingati dibentuknya Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau (FAO) pada tahun 1945.

Sebuah upacara di markas FAO di Roma, menyampailkan pesan-pesan dari para petinggi terkait. Edisi tahun ini terjadi ketika ketahanan pangan dunia menghadapi ancaman dari berbagai arah, dengan melonjaknya harga pangan, energi dan pupuk menambah penyebab yang sudah ada seperti krisis iklim dan konflik yang berlangsung lama.

Sementara itu, pandemi COVID-19 secara tidak langsung terus berdampak, memperlihatkan betapa saling terkaitnya ekonomi dan kehidupan. Selain 970.000 orang berisiko kelaparan di Afghanistan, Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan, dan Yaman, jumlah orang yang menghadapi kelaparan di seluruh dunia meningkat 828 juta pada tahun 2021, menurut laporan terbaru FAO: Kerawanan Pangan dan Gizi di Dunia.

Sekjen PBB Antonio Guterres

Sekjen PBB Antonio Guterres

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dalam sebuah pesan video, bahwa Hari Pangan Dunia 2022 berlangsung “pada masa yang menantang bagi ketahanan pangan dunia” dan mendesak para pelaku kepentingan untuk bertindak bersama agar bergerak “dari keputusasaan menuju harapan dan tindakan.

“Pemerintah, ilmuwan, sektor swasta dan masyarakat madani perlu bekerja sama agar makanan bergizi tersedia dan terjangkau untuk semua orang. Lembaga keuangan perlu meningkatkan dukungan mereka kepada negara-negara berkembang, sehingga mereka dapat membantu rakyatnya dan berinvestasi dalam sistem pangan. Bersama-sama, kita harus bergerak dari keputusasaan menuju harapan dan tindakan,” kata Guterres.

Sebanyak 3,1 miliar orang di dunia masih tidak mampu membeli makanan sehat. Seperti yang sering terjadi, mereka yang paling rentan adalah para perempuan, remaja, masyarakat adat dan petani pedesaan.

Dirjen FAO, Qu Dongyu mengatakan, “Dalam menghadapi krisis pangan dunia yang melonjak, kita perlu memanfaatkan kebersamaan dan momentum kolektif untuk membangun masa depan yang lebih baik, agar setiap orang mempunyai akses tetap ke makanan bergizi yang cukup.”

Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken mengatakan, Presiden Biden mengumumkan bantuan baru lebih dari $2,9 miliar untuk mengatasi kerawanan pangan dunia. Pengumuman itu didasarkan pada bantuan AS bernilai $6,9 miliar untuk mendukung ketahanan pangan dunia yang dilakukan tahun ini. [ps/jm]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *