SURYA.CO.ID, BANYUWANGI – Seperti bukan hal aneh kalau Kabupaten Banyuwangi kerap menjadi daerah yang dipilih pemerintah saat ada delegasi asing yang datang untuk melihat miniatur Indonesia. Kali ini jauh-jauh datang dari wilayah Afrika Utara, dua delegasi media terkemuka di Tunisia mendapat jawaban atas rasa penasarannya terhadap potensi wisata dan ekonomi Banyuwangi.
Kedatangan perwakilan dua media terbesar di Tunisia, Assabah dan Al-Chourouq, bertandang ke Banyuwangi, Minggu (16/10/2022). Kunjungan yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Tunisia itu, untuk melihat berbagai potensi daerah di ujung Timur Jawa itu, mulai dari pariwisata hingga potensi ekonomi lainnya.
Kedua jurnalis senior tersebut diterima langsung oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Pendopo Shaba Swagata Blambangan. Ipuk menceritakan tentang potensi pariwisata, mulai wisata berbasis alam hingga budaya.
“Di Banyuwangi ada jajaran gunung yang indah. Di antaranya adalah Gunung Ijen yang memiliki fenomena api biru (blue fire) yang hanya ada dua di dunia. Begitu pula dengan pantai-pantainya yang eksotis. Seperti Sukomade, Pulau Merah hingga Bangsring Underwater,” papar Ipuk.
Kekayaan budaya di Banyuwangi juga tak luput diceritakannya. Daerah bekas Kerajaan Blambangan itu, ada aneka seni budaya yang telah dilestarikan berabad-abad lamanya. Seperti halnya Tari Gandrung, Barongan, Seblang, Kebo-keboan hingga Kuntulan.
“Meskipun di Banyuwangi mayoritas beragama Islam, namun hal tersebut tidak lantas membuatnya anti terhadap seni tradisi. Justru saling menghormati dan merajut harmoni. Inilah kemudian yang menjadi modal besar bagi kami untuk membangun daerah,” terangnya.
Kedua jurnalis yang hadir tersebut merupakan para pemimpin redaksi di medianya masing-masing. Sofien Rejeb dari Assabah, mengaku senang melihat keindahan Banyuwangi. Menurutnya, daerah ini sangat hijau. “Akan kami ceritakan nanti setibanya di Tunis,” ungkapnya.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Najmeddine Akkari dari Al-Chourouq. Ia tampak antusias mendengar sejumlah paparan tentang potensi ekonomi di Banyuwangi. “Semoga nanti potensi itu dapat ditindaklanjuti dengan kerjasama yang baik,” harapnya.
Menurut Staf KBRI Tunisia yang turut mendampingi, Baskoro Pramadani, kunjungan ini dilakukan di sejumlah tempat. Selain di Banyuwangi, delegasi Tunisia itu juga berkunjung ke Bali dan Surabaya. “Kami melihat Banyuwangi memiliki potensi besar yang bisa kita promosikan di Tunisia,” ujarnya.
Dua media tersebut merupakan surat kabar terkemuka di Tunisia. Koran Assabah telah terbit sejak awal Februari 1951. Sedangkan Al-Chourouq merupakan koran dengan oplah tertinggi di Tunisia, terbit pertama pada 1984 dalam format mingguan. Sejak 1988, beralih menjadi surat kabar harian.
“Semoga ini akan menjadi corong Indonesia, khususnya Banyuwangi, di Tunisia dan benua Afrika pada umumnya,” pungkas Baskoro. *****
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.