“Ada banyak cara yang sebenarnya kalau stunting-nya, tidak hanya sekadar pangan. Kalau kita ingin lebih sistematis, BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ) sudah bekerja sama dengan kita,” ujar Ganjar usai mengikuti Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022 secara virtual, Kamis, 7 Juli 2022.
Kasus stunting pada anak disebabkan antara lain buruknya akses vitamin dan makanan bergizi untuk anak. Kasus stunting muncul akibat ketidaksiapan orang tua untuk melakukan pernikahan dan merawat anak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Terkait itu, Ganjar mengungkap Provinsi Jawa Tengah memiliki program Jo Kawin Bocah atau jangan menikah dini. Hal itu lantaran menikah di usia muda bisa menyebabkan ketidaksiapan pasangan suami istri sebagai orang tua.
“Kalau memang mereka sudah memasuki usia menikah, diperiksa dulu. Suaminya diperiksa, istrinya diperiksa, setelah itu masuklah mereka ke pernikahan. Begitu mereka menikah, ketika semuanya sehat, maka anaknya akan sehat,” jelas Ganjar.
Bukan cuma itu, permasalahan lain usai pernikahan akan muncul saat istri hamil. Ganjar menuturkan anak harus mendapatkan asupan bergizi. Sebagai jawabannya, Ganjar membuat program JateNg GayeNg Nginceng WoNg MeteNg (5Ng).
Para ibu hamil di Jawa Tengah bakal didampingi melalui program 5Ng. Tujuannya, agar kesehatan dan asupan gizi untuk ibu hamil bisa terpenuhi.
“Ketika muncul indikasi stunting, perbaikan gizi harus segera dilakukan. Desa bisa, PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) bisa, bidan pasti bisa. Atau mereka diajari mandiri, umpama memanfaatkan lahan, kemudian ketika lahiran mereka didampingi, insyaallah lahirnya sehat semua,” tutur Ganjar.
Ganjar menerangkan jika kasus stunting sudah terlanjur terjadi, maka diperlukan intervensi pemerintah. Sehingga anak yang terkena stunting bisa ditangani dengan cepat.
Sementara itu, penurunan stunting di Jawa Tengah memiliki tren yang bagus. Selama dua tahun terakhir penurunan stunting di Jawa Tengah mencapai sekitar 24 persen, kemudian di tingkat nasional sebesar 27,6 persen.
(LDS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.