JawaPos.com-Beberapa petinggi PSSI langsung menggelar pertemuan di kantor PSSI, Jakarta Pusat, setelah tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) melaporkan hasil kerjanya ke presiden.
Tampak hadir dalam pertemuan itu anggota Exco Haruna Soemitro dan Vivin Sungkono. Ada juga Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus, Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi, dan Deputi Sekjen PSSI Maaike Ira Puspita.
Pertemuan yang berlangsung tertutup itu digelar sekitar pukul 15.00 WIB. Awak media tidak diperkenankan masuk. Lalu, sekitar pukul 17.30, Vivin lebih dulu meninggalkan kantor PSSI.
Haruna dan Ferry baru keluar kantor PSSI sekitar pukul 22.00. ”Tidak ada rapat Exco PSSI,” ujar Haruna singkat.
Jawa Pos lalu coba menghubungi anggota PSSI lainnya, Ahmad Riyadh. Kemarin Riyadh tidak mengikuti pertemuan tersebut. Dia sedang berada di Surabaya.
Pria yang kini bertugas sebagai ketua tim investigasi PSSI untuk tragedi Kanjuruhan itu pun memberikan pandangan terhadap dokumen yang beredar mengenai rekomendasi TGIPF. Dia meragukan dokumen tersebut.
”Tidak ada tanda tangannya. Jadi, saya nggak berani berkomentar. Takut salah. Takutnya yang beredar itu tidak benar. Jadi, saya lebih baik berhati-hati,” ucap Riyadh.
Ketua Komisi Wasit PSSI itu lebih percaya pada statement Mahfud MD yang dirilis ke publik melalui kanal Sekretariat Negara. Dalam statement itu, Mahfud meminta PSSI berbenah.
”Statement Pak Mahfud via rilis video itu oke. Pembenahan itu harus,” terang pria yang akrab disapa Abah Riyadh tersebut.
Lalu, apa langkah PSSI ke depan? Riyadh menerangkan, PSSI akan terus memperbaiki kelemahan yang ada.
”Selama ini perbaikan sudah jalan sesuai arahan FIFA. Puncaknya nanti pada 18 Oktober saat presiden FIFA datang. Kami tinggal menunggu arahan presiden FIFA dan pemerintah ke depan,” jelas Riyadh.
Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.