News  

Dolar jatuh di tengah laporan inflasi AS lebih panas dari perkiraan

Dolar jatuh di tengah laporan inflasi AS lebih panas dari perkiraan

New York (ANTARA) – Dolar jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya dalam perdagangan yang fluktuatif pada akhir transaksi Kamis (Jumat pagi WIB), setelah awalnya melonjak menyusul laporan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan, karena beberapa investor menganggap respons awal pasar terhadap data tersebut berlebihan.

Greenback sempat mencapai puncak 32 tahun terhadap yen di 147.665 setelah data tersebut, dan terakhir naik 0,1 persen pada 147,09 yen. Euro juga jatuh terhadap dolar pada awalnya ke level terendah dua minggu, kemudian rebound untuk diperdagangkan naik 0,8 persen hari ini di 0,9773 dolar.

Mata uang tunggal Eropa mungkin telah reli dari posisi terendah setelah laporan Reuters, mengutip empat sumber, mengatakan staf Bank Sentral Eropa (ECB) melihat perlunya kenaikan suku bunga lebih sedikit dari perkiraan pasar sekarang untuk menjinakkan inflasi. Itu menunjukkan bahwa situasi di zona euro mungkin tidak seburuk yang dipikirkan banyak orang.

“Respon awal terhadap IHK dibesar-besarkan: dolar Australia dan Selandia Baru sebelumnya jatuh 1,5 persen, dolar Kanada turun 1,3 persen,” kata Greg Anderson, kepala strategi valuta asing global di BMO Capital Markets di New York.

“Ini adalah tanda-tanda pasar tertekan, panik karena kesalahan ringan pada data. Pembalikan sebagian seharusnya tidak mengejutkan, tetapi ini adalah pembalikan penuh dan kemudian beberapa,” tambahnya.

Data menunjukkan harga konsumen AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada September dan tekanan inflasi yang mendasari terus meningkat, memperkuat ekspektasi bahwa Fed akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps).

Indeks harga konsumen naik 0,4 persen bulan lalu setelah naik 0,1 persen pada Agustus, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Kamis (13/10/2022). Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan IHK naik 0,2 persen. Dalam 12 bulan hingga September, IHK meningkat 8,2 persen setelah naik 8,3 persen pada Agustus.

Mengikuti data, dana fed berjangka telah memperkirakan peluang 9,1 persen dari kenaikan suku bunga 100 basis poin, dan probabilitas 90,9 persen untuk kenaikan 75 basis poin pada pertemuan kebijakan Federal Reserve bulan depan.

“Siapa pun yang mengatakan (Fed bisa) berubah arah adalah angan-angan saat ini. The Fed harus menangani inflasi sekarang,” kata Arthur Laffer, presiden Laffer Tengler Investments di Nashville, Tennessee.

Soft landing juga menjadi angan-angan semakin mereka menaikkan suku bunga. Kami akan mengalami kuartal keempat yang sangat lemah, bahkan mungkin negatif.”

Pedagang secara keseluruhan tetap mencari intervensi Jepang untuk menopang yen yang kesulitan. Pejabat telah menegaskan kembali bahwa mereka siap untuk mengambil langkah-langkah yang tepat buat melawan pergerakan mata uang yang berlebihan, meskipun apakah mereka ingin mempertahankan level tertentu masih belum jelas.

Greenback juga awalnya melonjak terhadap franc Swiss, mencapai level tertinggi sejak Mei 2019. Dolar terakhir naik 0,2 persen pada 0,9996 franc.

Dolar Australia sempat turun ke level terendah 2,5 tahun terhadap dolar pada 0,6170 dolar AS, sebelum pulih untuk diperdagangkan 0,3 persen lebih tinggi pada 0,6294 dolar AS.

Sterling, sementara itu, membukukan kenaikan tajam terhadap dolar setelah laporan kemungkinan pemerintah Inggris berbalik arah pada rencana fiskalnya, sebelum data inflasi AS yang kuat meredam beberapa kenaikan tersebut.

Sky News melaporkan pada Kamis (13/10/2022) bahwa pemerintah Inggris sedang mendiskusikan untuk membuat perubahan pada rencana fiskal yang diumumkan bulan lalu dan melihat bagian mana dari paket pemotongan pajak yang mungkin dibatalkan oleh Perdana Menteri Liz Truss.

Menteri keuangan Inggris Kwasi Kwarteng mengatakan “mari kita lihat”, ketika ditanya dalam sebuah wawancara apakah pasar keuangan telah membaik pada Kamis (13/10/2022) karena ekspektasi putaran balik pada rencananya untuk membatalkan kenaikan pajak perusahaan, Telegraph melaporkan.

Pound terakhir berpindah tangan pada 1,1325 dolar, naik 2,1 persen. Terhadap euro, sterling naik ke level tertinggi lima minggu. Euro terakhir diperdagangkan pada 86,33 pence, turun 1,2 persen.

Baca juga: Minyak menetap lebih tinggi, hentikan penurunan beruntun tiga hari

Baca juga: Emas turun tipis setelah data inflasi AS lebih kuat dari perkiraan

Baca juga: Saham Prancis setop rugi beruntun, indeks CAC 40 bangkit 1,04 persen


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *