Peluncur-peluncur yang dipasang di truk menembakkan roket-roket, sementara jet-jet tempur siluman AS melesat melintasi langit Filipina utara pada hari Kamis (13/10), dalam latihan tempur yang menandai tampilan terbaru senjata AS di wilayah di mana Washington berusaha mencegah apa yang disebutnya agresi China yang berkembang.
Latihan menembak dengan senjata sungguhan di lembah terpencil di Kota Capas di utara Manila ini adalah puncak dari latihan kesiapan tempur selama dua pekan, yang mencakup serangan amfibi dan taktik pertahanan pantai bersama yang melibatkan lebih dari 2.500 marinir AS dan Filipina.
Disebut Kamandag, akronim dalam bahasa Tagalog yang artinya “Kerjasama Prajurit Laut”, latihan militer yang akan berakhir Jumat ini diadakan bersamaan latihan tempur antara Marinir AS dan pasukan Jepang di pulau utara Jepang, Hokkaido, yang melibatkan sekitar 3.000 personel militer dari kedua pihak, kata pejabat militer AS.
Mayor Jenderal AS Jay Bargeron dari Divisi Marinir ke-3 yang berbasis di Jepang mengatakan latihan itu untuk memperkuat kemampuan pertahanan aliansi AS dengan Filipina dan Jepang, dan memastikan bahwa “kami siap untuk merespons krisis dengan cepat di seluruh Indo-Pasifik.”
“Latihan ini merupakan kesempatan penting untuk menyatukan kemampuan dan personel AS dan Filipina untuk memperkuat kesiapan, kecakapan, dan kepercayaan gabungan kami,” kata Letnan Kolonel Marinir AS Kurt Stahl kepada Associated Press.
Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi Amerika atau peluncur roket HIMARS, yang baru-baru ini membantu Ukraina meraih momentum dalam perangnya dengan Rusia, dan jet tempur supersonik F-35B dipamerkan dalam latihan militer pada hari Rabu dan Kamis.
Peluncur HIMARS menembakkan rudal yang dipandu GPS. Tergantung pada amunisi dan konfigurasi sistem, HIMARS mampu mencapai target hingga 300 kilometer, kata Stahl. Peluncur yang sangat mobile ini sulit dikenali musuh dan dapat dengan cepat mengubah posisi setelah menembak untuk menghindari serangan udara balasan.
Sementara bisa melancarkan serangan akurat terhadap target kritis seperti sistem komunikasi atau radar, HIMARS juga bisa digunakan untuk menghentikan kekuatan musuh dari kemungkinan menguasai “wilayah pesisir yang diperebutkan,” kata Stahl.
Stahl menggemakan pernyataan para pejabat militer Filipina bahwa latihan tahunan yang dijadwalkan secara rutin ini tidak ditujukan terhadap negara mana pun.
Meski demikian, latihan tempur ini diadakan pada saat Washington bersikap lebih tegas dalam memperingatkan Beijing terkait aksinya di Taiwan dan negara-negara lain yang memiliki klaim wilayah yang tumpang tindih di Laut China Selatan. [ab/ka]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.