Teknologi Kontra-Pesawat Nirawak Hentikan Kegiatan Merugikan

Teknologi Kontra-Pesawat Nirawak Hentikan Kegiatan Merugikan

Pada tahun 2013, Kanselir Jerman ketika itu Angela Merkel sedang berada di sebuah acara outdoor ketika sebuah pesawat nirawak tiba-tiba mendarat di dekatnya, dan sempat mengganggu acaranya sejenak.

Tidak ada kerusakan yang ditimbulkan, tetapi insiden itu menimbulkan kekhawatiran tentang tantangan keamanan pesawat nirawak seperti itu di daerah-daerah yang berpotensi rentan untuk dimasuki pesawat nirawak seperti ini.

“(Ketika itu) tidak terjadi apa-apa. Itu adalah pesawat nirawak yang menarik perhatian. Tetapi bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dalam situasi seperti itu jika tidak ada perlindungan yang tepat,” kata Kepala Pemasaran Dedrone Mary-Lou Smulders.

Insiden itu mendorong pendirian Dedrone, yang kini menjadi perusahaan teknologi kontra-drone atau kontra-pesawat nirawak terkemuka dengan ratusan pelanggan di lebih dari 35 negara.

“Kami mendeteksi pesawat nirawak terutama melalui sinyal frekuensi radio yang dikenali oleh sensor-sensor kami. Kami juga dapat mendeteksi jenis input sensor lain, misalnya radar, akustik dan bahkan sensor kamera pada pesawat nirawak itu sendiri,” ujar Smulders.

Pelanggan Dedrone memasang perangkat lunak pelacak pesawat nirawak yang akan memperingatkan personel keamanan ketika ada pesawat nirawak mencurigakan di wilayah udara mereka. Jika itu dianggap berbahaya maka pelacak Dedrone dapat membantu petugas keamanan menemukan operatornya dan berbicara langsung dengan mereka.

Dalam situasi ekstrem seperti perang, pelanggan dapat menonaktifkan pesawat nirawak yang dinilai berbahaya itu secara langsung dengan jammer gun, yaitu semacam piranti anti-drone yang berbentuk seperti senjata api, yang dapat dioperasikan oleh satu orang dengan menggunakan frekuensi gangguan sinyal untuk membingungkan pesawat nirawak yang mendekat dan memaksanya mendarat.

“Piranti ini disebut sebagai drone-defender, atau pelindung (dari) pesawat nirawak, dan ini merupakan pemancar radio. Ketika kami menemukan pesawat nirawak dimaksud di wilayah udara kami, kami mengarahkan piranti ini, pilih mode tanggapan dan tekan tombol pemicu. Kami dapat mengganggu sinyal antara pesawat nirawak itu dan orang yang mengontrolnya,” kata Wakil Presiden Teknologi Pertahanan di Dedrone, John Knag.

Para pakar mengatakan industri teknologi kontra-drone berkembang seiring perkembangan industri drone komersial.

“Kami melihat teknologi kontra-drone ini sebagai bagian yang sangat integral dari ekosistem drone komersial. Kami membutuhkan lebih banyak teknologi seperti ini untuk dapat melindungi lokasi-lokasi sensitif agar industri pesawat nirawak ini sendiri dapat terus berkembang,” kata editor di situs media Dronelife.com, Miriam McNabb.

Seiring berkembangnya penggunaan pesawat nirawak, upaya untuk melindungi ruang yang rentan terhadap aktor-aktor jahat di tengah mereka juga terus berkembang. [em/jm]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *