Rusia pada Sabtu (8/10) mengatakan tiga orang tewas setelah sebuah truk meledak di jembatan yang menghubungkan negaranya dengan Krimea, simbol pencaplokan Moskow terjadap semenanjung itu. Namun Rusia tidak menyalahkan Ukraina atas insiden tersebut.
Pada hari yang sama, setelah Moskow mengalami serangkaian kemunduran di medan perang, Moskow menunjuk seorang jenderal baru untuk memimpin perang di Ukraina.
Ledakan truk itu merobek jembatan sepanjang 19 kilometer. Namun, pihak berwenang setempat mengatakan jembatan itu telah dibuka kembali untuk kendaraan bermotor tetapi dengan melewati pemeriksaan yang ketat.
Rekaman media sosial yang dramatis menunjukkan sejumlah bagian dari jembatan terbakar yang jatuh ke air.
Penyelidik Rusia mengatakan tiga orang tewas dan dua mayat — seorang pria dan seorang perempuan — ditarik keluar dari air setelah sebagian jembatan ambruk.
Mereka kemungkinan adalah penumpang mobil yang mengemudi di dekat truk yang meledak dan identitas mereka diketahui, kata Moskow.
Rusia juga berhasil mengidentifikasi pemilik truk sebagai penduduk wilayah Krasnodar selatan Rusia. Saat ini tempat tinggalnya sedang digeledah.
Rusia mengatakan ledakan itu — yang terjadi tepat sekitar pukul 06.00 waktu setempat — membakar tujuh kapal tanker minyak yang diangkut dengan kereta api dan meruntuhkan dua jalur mobil di jalan raksasa dan struktur rel.
Jembatan, yang diresmikan oleh Presiden Vladimir Putin pada 2018, adalah infrastruktur transportasi penting untuk mensuplai peralatan militer ke tentara Rusia yang bertempur di Ukraina.
Jembatan ini sangat penting bagi Kremlin, dan Moskow telah menjaga penyeberangan jembatan itu aman meskipun ada pertempuran melawan Kyiv.
Juru bicara Kremlin mengatakan Putin telah memerintahkan pembentukan sebuah komisi untuk menyelidiki ledakan di jembatan yang sangat simbolis dan penting secara logistik bagi Moskow.
Seorang pejabat Rusia di Krimea menuding “pengacau Ukraina” yang melakukan teror tersebut, sedangkan pejabat lainnya di wilayah Kherson mengatakan perbaikan jembatan itu bisa “memakan waktu dua bulan.”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa reaksi Kyiv terhadap ledakan itu menunjukkan “sifat terorisnya.”
Jenderal Baru
Setelah beberapa minggu mengalami kekalahan militer, Moskow pada Sabtu mengumumkan bahwa seorang jenderal baru – Sergei Surovikin – akan mengambil alih pasukan di Ukraina.
Keputusan itu – diumumkan dalam langkah yang tidak biasa – muncul setelah Moskow mengalami kemunduran di medan perang. Akibatnya, ketidakpuasan di kalangan elit terhadap kepemimpinan tentara meningkat.
Bulan ini, pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov telah menyerukan agar seorang jenderal tinggi dipecat di Ukraina setelah pasukan Rusia kehilangan kendali atas Kota Lyman yang dianggap sebagai kota kunci.
Surovikin sebelumnya memimpin pasukan Rusia di Ukraina selatan. Dia memiliki pengalaman tempur dalam konflik tahun 1990-an di Tajikistan dan Chechnya, serta, baru-baru ini, di Suriah.
Sementara, gubernur wilayah Belgorod Rusia yang berbatasan dengan Ukraina mengatakan pasukan Kyiv telah menembaki sebuah desa perbatasan Rusia, melukai seorang gadis remaja. [ah]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.