Nikkei Asia mengungkap kenaikan harga komponen untuk iPhone baru saat ini mencapai level tertinggi sepanjang masa.
Apple dikabarkan harus merogoh kocek lebih banyak untuk biaya produksi ponsel terbarunya yakni iPhone 14 Series. Hal ini tidak lepas dari kenaikan harga komponen perangkat iPhone baru yang terus melonjak dalam beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan laporan dari Nikkei Asia, harga komponen untuk iPhone hingga sekarang telah melonjak sampai 20 persen. Bahkan, Nikkei Asia menyebut, kenaikan harga ini telah mencapai level tertinggi sepanjang masa.
Biaya produksi Apple untuk model iPhone 14 Pro Max tercatat senilai USD501 atau sekitar Rp7,6 juta. Jumlah biaya produksi ini mengalami peningkatan yang cukup besar dibanding pendahulunya, iPhone 13 Pro Max yakni senilai USD461 atau setara Rp7 jutaan.
“Harga untuk model Pro Max bervariasi antara $400 dan $450 sejak model diperkenalkan pada tahun 2018,” tulis Nikkei, dilansir dari GSMArena (9/10).
Alasan utama dari kenaikan biaya produksi ini ditaksir bersumber dari produksi chip A16 Bionic yang mempunyai harga 2,4 kali lebih mahal dibanding A15 Bionic. Prosesor Apple generasi teranyar ini dihargai senilai USD110 atau sekitar Rp1,6 juta dan tersedia dalam dua model untuk varian biasa dan varian Pro.
Lebih lanjut, sensor CMOS baru Sony yang berukuran 30 persen lebih besar dibanding sebelumnya juga akan dipatok sebanyak 50 persen lebih mahal dengan biaya mentah mencapai USD15 atau Rp200-an. Selain itu, Apple juga diketahui telah meneken kesepakatan dengan Samsung Display untuk memasok layar dari perusahaan tersebut selama beberapa tahun mendatang.
Pengalihan komponen ponsel ke pihak Samsung kemungkinan Karen Apple ingin terus mengembangkan produknya sendiri seperti chipset. Sementara itu, komponen untuk perangkat iPhone 14 Series dari perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat sendiri telah menghabiskan hampir sepertiga dari total biaya dan naik 10 persen dibanding tahun lalu.
Selain suku cadang, laporan sebelumnya memperlihatkan adanya kemungkinan proses perakitan perangkat dilakukan di luar negeri. Tampaknya Apple juga tidak ada menyematkan komponen perangkat keras tambahan untuk fungsi SOS darurat. Dengan kata lain, komponen akan berbasis perangkat lunak agar bisa menjangkau lebih banyak pasar dalam waktu dekat.
Artikel ini bersumber dari www.tek.id.