SURYA.co.id | GRESIK – Manajemen Gresik United membuat terobosan dengan menggelar cangkruk bola. Duduk bersama antara manajemen, pemain dan Ultras -suporter Gresik United- di salah satu kafe di Perum Permata Suci (PPS), Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik, Sabtu (8/10/2022) malam.
Kegiatan ini mengambil tema ‘Cangkruk Bola memprakarsai iklim sepakbola Gresik aman dan menyenangkan’.
Cangkruk bola dihadiri CEO Gresik United, Muhammad Allan, panpel Gresik United Syamsud Dluha, Manajer Gresik United Gomes de Oliveira, perwakilan pemain I Gede Sukadana dan Jefri Kurniawan dan perwakilan suporter.
Para pemain Gresik United ikut berbincang langsung dengan suporter Utras Gresik. Terkait apa saja yang perlu diperbaiki sebelum Liga 2 kembali dimulai. Manajemen siap menampung kritikan para suporter agar performa tim tampil lebih maksimal lagi.
Dalam diskusi tersebut, perwakilan suporter berjanji tidak akan pernah sedikitpun melakukan tindakan yang dapat merugikan tim Gresik United. Mereka menempatkan diri sebagai controlling pemain, agar terus tampil maksimal saat bertanding.
CEO Gresik United Muhammad Allan mengatakan, cangkruk bola ini sebagai wadah untuk saling bertukar pikiran.
“Pemain, manajemen dan suporter biar bisa satu visi, satu misi, menjadi edukasi pasca kejadian di Kanjuruhan, kita mengambil pelajaran dari sana, agar tidak main-main di sepakbola. Agar sepakbola lebih baik lagi,” kata pria yang akrab disapa Gus Allan ini.
Kegiatan ini adalah wadah, sebagai langkah awal. Pertemuan rencananya akan digelar rutin, tidak terpusat di Gresik wilayah kota saja. Tetpi sampai ke wilayah lain di Gresik. Gus Allan berjanji akan kembali membawa pemain dalam pertemuan selanjutnya.
“Satu bulan sekali kami pastikan hadir. Ini solusi yang positif, supaya suporter punya wadah, pemain terima kritikan,” tambahnya.
Panpel Gresik United, Syamsud Dluha mengatakan, terus melakukan sejumlah evaluasi dari Liga 2 sebelum ditunda. Mulai dari tiket online yang belum maksimal karena adanya barcode membuat penumpukan.
“Kami terus menggodok agar sistem online ini dan tidak terjadi penumpukan,” kata pria yang akrab disapa Gus Syam.
Kemudian, untuk akses masuk tribun ekonomi seperti tangga dirasa terlalu kecil. Karena stadion Gelora Joko Samudro milik Pemkab Gresik, pihaknya akan mengusulkan agar ada pelebaran.
“Mengusulkan pelebaran di tangga masuk tribun ekonomi karena tangga cukup maksimal 2 orang. Yang ada sementara kita lakukan apa adanya, seperti laga kemarin melawan PSIM Jogja, agar Ultras tidak keluar berbarengan dengan suporter tamu, bergantian satu persatu turun,” imbuhnya.
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.