Populer Properti, Bisnis Ritel dan Hotel Mulai Pulih hingga Penyaluran FLPP

Populer Properti, Bisnis Ritel dan Hotel Mulai Pulih hingga Penyaluran FLPP

Jakarta: Beberapa berita di kanal properti Medcom.id menjadi sorotan pembaca. Salah satunya bisnis ritel dan hotel membaik hingga gejolak global hantam bisnis perumahan.
 
Berikut tiga berita terpopuler properti Medcom.id pada Kamis, 6 Juli 2022:

1. Sektor Ritel dan Hotel Membaik, Bisnis Ini Justru Melempem

Bisnis properti belum sepenuhnya pulih setelah diterjang pandemi covid-19. Namun, beberapa sektor menunjukkan pemulihan yang lebih cepat dari yang lainnya, yakni ritel dan hotel.
 
“Sektor-sektor yang berhubungan dengan publik, seperti ritel dan hotel kecenderungannya lebih positif,” kata Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam paparan secara daring, Rabu, 6 Juli 2022.
 
Menurutnya, pemulihan yang terjadi karena adanya pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dikeluarkan pemerintah. Hal berbeda terjadi dengan sektor residensial dan perkantoran.
 
Baca selengkapnya di sini

2. Penyaluran FLPP Tembus Rp11,27 Triliun untuk Biayai 101.492 Rumah

Penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tercatat sebanyak 101.492 unit senilai Rp11,27 triliun. Penyaluran tersebut 44,91 persen dari target yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan kepada BP Tapera.
 
Tercatat realisasi FLPP per 30 Juni 2022 sebanyak 99.557 unit senilai Rp11,06 triliun atau 44,05 persen dari target tahun 2022. Target tersebut juga telah melebihi yang ditetapkan pemerintah.
 
“Semester I-2022 kami ditargetkan untuk menyalurkan dana FLPP sebanyak 41 persen dari 226 ribu unit. Kami akan selalu mengawal hal ini, tidak hanya dari sisi penyaluran dana namun juga dari sisi ketepatan sasaran dan kualitas bangunan,” ungkap Komisioner BP Tapera Adi Setianto dikutip dari laman resmi, Rabu, 6 Juli 2022.
 
Baca selengkapnya di sini

3. Menkeu: Bunga KPR Tinggi, Masyarakat Makin Sulit Beli Rumah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan adanya gejolak global berupa meningkatnya suku bunga ternyata memberi implikasi  terhadap sektor perumahan yaitu  masyarakat sulit membeli rumah.
 
“Ini akan menjadi salah satu hal implikasi dari situasi dunia, ada pengaruhnya ke sektor perumahan,” katanya dalam Securitization Summit 2022 di Jakarta, Rabu, 6 Juli 2022.
 
Sri Mulyani menuturkan hal itu terjadi karena suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang turut tinggi akan membuat masyarakat semakin kesulitan untuk memiliki rumah.
 
Baca selengkapnya di sini
 

(KIE)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *