Jajak pendapat itu menunjukkan dukungan berkelanjutan untuk penyediaan sistem senjata, pelatihan dan bantuan militer lain dari Presiden Joe Biden untuk pemerintah Presiden Volodymyr Zelenskyy, meskipun ada kekhawatiran bahwa perang mungkin mengganas jika Ukraina diberi senjata jarak jauh yang dapat menghantam Rusia.
Jajak pendapat daring yang melibatkan 1.005 orang Amerika itu menunjukkan bahwa 73 persen setuju bahwa Amerika Serikat harus terus mendukung Ukraina, meskipun ada peringatan Rusia bahwa pihaknya dapat menggunakan senjata nuklirnya.
Baik Demokrat dan Republik setuju, meskipun ada lebih banyak dukungan di antara sesama politisi Partai Demokrat tempat Biden berkiprah yakni 81 persen daripada dukungan politisi Partai Republik sebesar 66 persen.
Dan dalam jajak pendapat terbaru, yang dilakukan 4-5 Oktober, 66 persen responden mengatakan Washington secara khusus harus terus menyediakan senjata ke Ukraina. Angka itu naik dari 51 persen dalam jajak pendapat serupa pada Agustus.
Pemerintahan Biden telah memberikan lebih dari 16,8 miliar dolar (Rp255,78 triliun) bantuan keamanan ke Ukraina sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari.
Pada Selasa, Biden menjanjikan paket baru senilai 625 juta dolar (Rp9,51 triliun) untuk Ukraina, termasuk lebih banyak peluncur roket bergerak yang digunakan dalam serangan balasan Ukraina baru-baru ini yang memaksa pasukan Rusia mundur.
Pada Rabu, Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat menanggapi dengan mengatakan keputusan Washington untuk mengirim lebih banyak bantuan militer ke Ukraina menimbulkan “ancaman langsung” bagi kepentingan Moskow, memperpanjang pertumpahan darah, dan meningkatkan risiko bentrokan militer antara Rusia dan negara-negara Barat.
Presiden Rusia Vladimir Putin secara eksplisit mengemukakan momok konflik nuklir dalam beberapa pekan terakhir di tengah keunggulan Ukraina di medan perang, seraya memperingatkan Barat bahwa pihaknya akan menggunakan semua cara yang ada untuk mempertahankan wilayah Rusia, termasuk wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos itu menunjukkan bahwa mayoritas orang Amerika (58 persen) mengatakan mereka takut negara itu menuju perang nuklir dengan Rusia. Dan 65 persen khawatir bahwa perang dapat meningkat jika Ukraina diberikan senjata jarak jauh sehingga dapat menghantam Rusia.
Namun lebih sedikit, yakni 35 persen, orang Amerika yang percaya bahwa masalah Ukraina bukanlah urusan AS dan bahwa AS tidak boleh ikut campur. Angka itu menurun dibandingkan dengan 40 persen pada Agustus.
Para pemilih AS akan menuju ke tempat pemungutan suara pada 8 November untuk pemilihan tengah periode yang akan menentukan kendali Kongres dan banyak pemerintah negara bagian.
Dalam jajak pendapat terbaru, 68 persen mengatakan mereka lebih cenderung mendukung kandidat yang mendukung bantuan militer lanjutan untuk Ukraina, dan 72 persen mengatakan mereka lebih mungkin mendukung kandidat yang mendukung pengungsi Ukraina.
Jajak pendapat itu memiliki interval kredibilitas plus atau minus 4 poin persentase.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS akan tambah pasokan peluncur roket untuk Ukraina
Baca juga: AS keluarkan bantuan senjata Rp8,96 triliun untuk Ukraina
Baca juga: Blinken: AS akan terus berdiri teguh bersama Ukraina
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.