Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperkirakan pertumbuhan perdagangan dunia akan melambat tajam menjadi satu persen pada 2023, turun dari perkiraan tertinggi 3,5 persen tahun ini.
Ekonom WTO mengatakan, perdagangan memainkan peran penting dalam menjaga ekonomi dunia tetap berjalan selama pandemi COVID-19. Sementara perdagangan barang anjlok di tengah penutupan wilayah tahun 2020, hal itu kemudian pulih kembali sehingga dunia kembali memiliki pasokan makanan, obat-obatan, dan barang-barang penting lainnya.
Namun mereka mengatakan krisis dengan penyebab ganda, termasuk pandemi, guncangan iklim dan perang di Ukraina terus menyebabkan gangguan rantai pasokan. Kebijakan anggaran dan moneter serta tekanan inflasi, menurut mereka menyebabkan harga energi dan komoditas meningkat. Dikatakan, negara-negara berkembang berpenghasilan rendah terutama menghadapi risiko serius dari ketidakamanan dan tekanan utang.
Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan sebagian besar wilayah kemungkinan akan mencatat pertumbuhan ekspor yang agak positif tahun 2023, dengan pengecualian Afrika dan Timur Tengah. Kedua wilayah itu katanya, akan mengalami pertumbuhan ekspor yang negatif. Ia menambahkan, PDB dunia tahun depan diperkirakan akan melambat 2,3 persen, turun hampir satu persen penuh dari perkiraan WTO sebelumnya.
“Pembuat kebijakan menghadapi pilihan yang tidak menyenangkan ketika mereka berusaha mencari keseimbangan optimal antara melawan inflasi, mempertahankan lapangan kerja, dan memajukan tujuan kebijakan penting seperti transisi ke energi yang lebih bersih. Pembatasan perdagangan mungkin merupakan tanggapan yang menggoda tekanan ekonomi, namun ini hanya akan memperdalam tekanan inflasi dan mengurangi standar hidup,” jelasnya.
Okonjo-Iweala mengatakan, perdagangan bebas menghasilkan pertumbuhan dan membantu menjaga harga agar tidak naik. Misalnya, menjaga pasar tetap terbuka untuk perdagangan makanan, katanya, akan meningkatkan ketersediaan bahan pokok pangan dan menjaga tekanan penurunan harga.
“Pemantauan kami pada perdagangan makanan menunjukkan sebagian kemunduran baru-baru ini pada pembatasan, jadi kami harus tetap waspada. Tanggapan ke depan yang lebih baik terhadap kerentanan rantai pasokan yang terdampak dalam dua tahun terakhir adalah dengan membangun dasar yang lebih beragam dan tidak terlalu terpusat pada produksi barang dan jasa,” imbuhnya.
Ia menambahkan, keanekaragaman akan mendorong pertumbuhan ekonomi, mendukung ketahanan pasokan dan stabilitas harga untuk jangka panjang. Keanekaragaman juga dapat membantu memenuhi tantangan ekonomi kini dan masa depan. [ps/lt]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.