Iran Panggil Lagi Dubes Inggris Terkait Keluhan Penindakan Protes

Iran Panggil Lagi Dubes Inggris Terkait Keluhan Penindakan Protes

Iran sekali lagi memanggil duta besar Inggris untuk apa yang dikatakan sebagai pernyataan “provokatif” yang dibuat oleh London atas tindakan keras Teheran terhadap aksi protes yang meluas.

Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, melaporkan, Rabu (5/10), pihak berwenang Iran memanggil Simon Shercliff untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 10 hari dan sangat mengutuk pernyataan-pernyataan London yang dianggap ikut campur dan provokatif.

Panggilan itu datang dua hari setelah Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mendesak pihak berwenang Iran untuk menghormati hak berkumpul secara damai, mengambil sikap menahan diri, dan membebaskan pengunjuk rasa yang ditahan secara tidak adil.

Iran mengatakan pernyataan “sepihak dan selektif” Inggris menunjukkan bahwa London berpihak pada kelompok-kelompok yang berbasis di Inggris yang menentang Republik Islam itu.

Demonstrasi yang meluas di Iran dipicu oleh kematian seorang perempuan muda, Mahsa Amini, saat berada dalam tahanan polisi moral.

Para pemimpin Iran menuduh Barat, khususnya Amerika Serikat dan Israel, mendalangi protes yang dipicu oleh kematian wanita berusia 22 tahun itu. Amini ditangkap karena melanggar aturan berpakaian yang diatur secara ketat di Iran. Republik Islam itu juga telah mengebom markas besar kelompok oposisi Kurdi yang dituduh menghasut protes, tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.

Iran tidak memberi bukti untuk mendukung klaimnya tentang keterlibatan pihak asing.

Protes memasuki minggu ketiga pada hari Rabu dan berlangsung di puluhan kota di berbagai penjuru negara itu. Rangkaian krisis yang memburuk telah membantu memicu kemarahan publik, termasuk penindasan politik, ekonomi yang tertekan, dan isolasi global.

Demonstran menyalakan api selama protes atas kematian Mahsa Amini saat berada dalam tahanan "polisi moral" Iran di Teheran, 21 September 2022. (WANA via Reuters)

Demonstran menyalakan api selama protes atas kematian Mahsa Amini saat berada dalam tahanan “polisi moral” Iran di Teheran, 21 September 2022. (WANA via Reuters)

Pada hari Senin, Cleverly memanggil utusan Iran terkait tindakan keras otoritas Iran terhadap aksi protes dan mengatakan kekerasan itu “benar-benar mengejutkan.” “Kami akan terus bekerja dengan mitra-mitra kami untuk meminta pihak berwenang Iran bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang mencolok,” katanya.

Inggris juga menegaskan keprihatinannya atas laporan-laporan yang mengatakan bahwa otoritas Iran menggunakan peluru tajam terhadap para pengunjuk rasa.

Awal pekan lalu Iran memanggil Shercliff untuk memprotes Inggris yang menyelenggarakan pertemuan media-media berbahasa Farsi yang berbasis di London. Kementerian Luar Negeri Iran menuduh outlet-outlet berita itu memprovokasi kerusuhan di Iran. [ab/ka]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *