“Pertemuan ini berlangsung pada saat konsekuensi sosial ekonomi dari pandemi Covid-19 diperburuk oleh perang agresi Rusia terhadap Ukraina, sehingga mengguncang ekonomi global,” demikian dikutip dari pernyataan Misi Uni Eropa di Jakarta, Rabu, 6 Juli 2022.
Pertemuan ini akan fokus pada kebutuhan untuk menegakkan dan menghidupkan kembali multilateralisme serta mengatasi tantangan ketahanan energi dan pangan yang mendesak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Perwakilan Tinggi akan menggunakan kesempatan untuk menegaskan bahwa keadaan saat ini membutuhkan semakin ditingkatkannya multilateralisme dan solusi global,” kata mereka.
“Uni Eropa mendukung mitranya untuk bekerja mencari solusi bersama dan mengatasi tantangan bersama-sama,” sambung pernyataan tersebut.
Di sela pertemuan FMM G20, Borrell dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral dengan para menteri luar negeri yang hadir. Isu-isu yang dibahas selain regional dan bilateral, yakni dampak perang Rusia di Ukraina yang dirasakan secara global, terutama terhadap keamanan pangan.
Baca juga: Menlu AS Hadiri Pertemuan G20 di Bali, Isu Rusia Masih Jadi Perhatian
Beberapa menteri luar negeri yang sudah dikonfirmasi hadir, antara lain Menlu Rusia Sergei Lavrov, Menlu Amerika Serikat Antony Blinken, Menlu Australia, Penny Wong, serta Menlu Kanada Melanie Joly.
Dalam FMM G20, ada dua sesi yang akan dilakukan.
“Sesi pertama mengenai penguatan multilateralisme akan membahas langkah bersama bagi penguatan kolaborasi global dan membangun rasa saling percaya antar-negara yang menjadi enabling environment bagi stabilitas, perdamaian, dan pembangunan dunia,” kata Kementerian Luar Negeri RI.
“Sesi kedua mengenai krisis Pangan dan Energi, akan membahas langkah-langkah strategis untuk menanggulangi krisis kerawanan pangan, kekurangan pupuk, dan kenaikan harga komoditas global,” pungkas mereka.
(WIL)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.