Janin (bayi di dalam kandungan), bereaksi terhadap rasa makanan yang disantap ibunya, menurut riset baru. Para ilmuwan dari Durham University Inggris telah mencatat bahwa janin menunjukkan ekspresi wajah yang berbeda-beda tergantung pada rasa makanan yang baru saja disantap sang ibu.
Anak-anak balita dikenal rewel soal makanan. Ini mungkin sudah dimulai sejak mereka masih berada di dalam kandungan. Sejumlah ibu berbagi pengalaman mengenai ini.
Ibu Roman dan ibu Caolan memperhatikan apa yang mereka makan sewaktu mereka hamil. Mereka kadang-kadang yakin bahwa janin dalam kandungan mereka menunjukkan reaksi.
Ibu Caolan, yang tak disebut namanya, “Saya selalu berupaya makan lebih sehat tetapi sejujurnya saya ngidam lebih banyak gula. Kalau saya ngidam sedikit cokelat, saya harus memakannya. Rasanya saya tidak melihat ada reaksi waktu saya makan sayuran, lebih banyak buah dan makanan yang manis-manis.”
Sementara itu ibu Roman mengatakan bayinya akan bergerak setelah ia menyantap makanan berbahan daging ayam. “Seketika itu juga. Ya. Jadi kita bisa merasakan ia lebih sering menendang waktu saya menyantap makanan itu,” jelasnya.
Riset baru dari Durham University sekarang ini tampaknya mendukung teori bahwa bayi dapat mencicipi rasa di dalam kandungan. Para peneliti melakukan pemindaian ultrasonik 4 dimensi (4D) terhadap 100 perempuan hamil setelah mereka mengonsumsi kapsul wortel atau kale.
Bebearpa hasil pemindaian menunjukkan janin tampak sangat tidak senang sewaktu sang ibu makan kale. Tetapi setelah makan wortel, janin tampak mengembangkan senyum.
Para ilmuwan menduga bayi-bayi mungkin terbiasa dengan aneka rasa yang berbeda sewaktu mereka masih di dalam rahim.
Profesor Nadja Reissland dari Durham University mengatakan, “Ketika mereka benar-benar menghadapi berbagai jenis sayuran, terutama sayuran hijau, dan jika mereka mungkin telah merasakannya sebelumnya, mereka akan terbiasa, dan setelah itu tidak akan ada masalah bagi mereka untuk memakannya. Mereka bahkan mungkin menyukainya. Itulah harapan kami.”
Hasil penelitian ini dapat membantu para ilmuwan memahami bagaimana indera pengecap dan penciuman manusia berkembang.
Ada dua ibu lainnya yang mengatakan mereka memperhatikan makanan favorit anak mereka berubah seiring pertambahan usia.
Salah seorang di antara mereka mengatakan, “Mereka semua suka buah, mereka pemakan buah yang baik. Semakin besar, putri sulung saya agak semakin rewel soal makanan. Ia tidak suka daging dan beberapa makanan seperti itu. Tapi saya kan selalu makan daging, jadi saya pikir itu bukan berasal dari saya,” jelasnya.
Sementara itu ibu yang lainnya menambahkan, “Sewaktu mereka bayi, sewaktu saya menyapih mereka, saya beri mereka banyak jenis makanan yang saya makan ketika hamil, dan mereka makan dengan baik. Sekarang mereka sendiri yang memutuskan mereka tidak menyukainya lagi.”
Para peneliti kini sedang mengerjakan penelitian lanjutan dengan bayi-bayi yang sama untuk mengetahui apakah rasa yang mereka cicipi di dalam rahim memengaruhi makanan yang mereka sukai ketika mereka tumbuh dewasa. [uh/ab]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.