Wakil Presiden AS Kamala Harris, Rabu (28/9) mengecam kebijakan luar negeri China dalam pidato di luar kota Tokyo. Ia mengatakan perilaku agresif Beijing mengancam “tatanan berbasis aturan internasional.”
Harris mengemukakan pernyataan itu dalam pidato di hadapan para anggota militer AS di atas USS Howard, kapal perusak Angkatan Laut AS yang bersandar di Pangkalan Angkatan Laut Yokosuka. Ini adalah pangkalan angkatan laut terbesar AS di dunia.
“China merongrong unsur-unsur kunci tatanan berbasis aturan internasional. China menantang kebebasan di laut. China telah mengerahkan kekuatan militer dan ekonominya untuk memaksa dan mengintimidasi tetangga-tetangganya,” kata Harris.
Harris, yang berada di Jepang untuk menghadiri pemakaman kenegaraan mantan PM Shinzo Abe, juga mengkritik “perilaku merisaukan China di Laut China Timur dan di Laut China Selatan, dan yang paling baru, provokasi di Selat Taiwan.”
Dalam beberapa pekan ini, China telah mengepung Taiwan dengan latihan militer, dalam apa yang tampaknya merupakan upaya untuk membentuk kembali status quo di Selat Taiwan yang sensitif.
China mengklaim Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri itu meskipun pulau itu tidak pernah diperintah oleh Partai Komunis China. Beijing menuduh AS secara tidak patut mendukung apa yang disebutnya “kekuatan kemerdekaan” di Taiwan.
Meskipun AS tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan, Washington adalah salah satu mitra internasional terpenting Taiwan dan secara rutin menyetujui penjualan senjata dalam jumlah besar untuk pemerintah demokratis pulau itu. AS juga melayarkan kapal-kapal militernya melalui Selat Taiwan, tindakan yang membuat berang China.
“AS percaya bahwa perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan merupakan hal esensial bagi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Harris. “Kami akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi, tanpa gentar dan tanpa takut, di mana pun dan kapan pun hukum internasional memungkinkannya.”
“Kami akan terus menentang perubahan status quo secara sepihak. Dan kami akan terus mendukung pertahanan diri Taiwan, konsisten dengan kebijakan lama kami. Taiwan adalah demokrasi yang dinamis yang berkontribusi pada kebaikan global, mulai dari teknologi hingga kesehatan, dan seterusnya, dan AS akan terus memperdalam hubungan tidak resmi kami,” lanjutnya.
Taiwan muncul dalam pembicaraan Harris dengan perdana menteri Jepang, Korea Selatan dan Australia di Tokyo, kata seorang pejabat senior pemerintah yang memberi keterangan kepada wartawan tetapi menolak diidentifikasi.
“Kita harus selaras. Dan menurut saya, kita selaras secara signifikan … Saya pikir ada komitmen bersama oleh semua negara yang terlibat untuk perdamaian dan keamanan di Selat Taiwan,” kata pejabat itu.
Harris hari Kamis akan bertolak ke Seoul, di mana ia akan mengunjungi zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan. [uh/ab]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.