Berbicara soal investasi, mungkin sebagian dari kita telah sering mendengar kata tersebut. Sangat disayangkan masih banyak generasi muda yang enggan mempelajari lebih jauh mengenai istilah, manfaat dan jenis investasi. Mereka terbiasa menggangap bahwa investasi dilakukan saat masa tua. Padahal berinvestasi punya tujuan finansial segera stabil, bahkan diumur muda.
Investasi itu sama dengan belajar menabung, Juragan mendapatkan manfaat setelah beberapa waktu menyisihkan uang. Yang jadi pembeda antara menyisihkan uang untuk ditabung biasa dan investasi ialah, uang yang disisihkan akan terus diputar dan bekerja untuk kita.
Juragan yang sedang berkecimpung di bidang usaha pun harus pintar mengatur pendapatan dengan cara berinvestasi. Apa saja instrument dan jenis investasinya, semua punya tujuan sama yakni untuk mencapai finansial freedom.
Mengenal Jenis Investasi
Perkembangan investasi di Indonesia, rupanya mengalami kenaikan cukup signifikan dari tahun ke tahun. Dahulu platform berinvestasi masih terbatas dan tidak mudah ditemukan orang awam, belum lagi modal yang harus besar. Seiring berkembangnya zaman, kini hadir banyak jenis instrument investasi, diantaranya sebagai berikut:
Investasi Jangka Pendek
Dari Namanya saja tentu kita bisa menebak jika investasi jenis ini memiliki durasi waktu lebih pendek. Hasil timbal balik yang didapatkan nantinya baru akan terlihat setelah 3 sampai 12 bulan. Investasi jangka pendek sama dengan investasi sementara, artinya mengamankan dana yang dimiliki agar tidak
habis digunakan dan sembari menunggu peluang investasi jenis lain yang punya peluang return lebih besar.
Investasi Jangka Panjang
Kebalikan dari investasi jangka pendek, jenis ini butuh wkatu bertahun-tahun agar mengahsilkan return yang maksimal. Bahkan, para investor umumnya harus menyimpan dana investasi selama 10 tahun sebelum akhirnya menjual dan mengambil return.
Kesabaran emosional sangat dibutuhkan dalam investasi jenis ini, namun return yang dihasilkan sebanding dengan pengorbanan yang dilakukan. Imbal balik investasi jangka panjang akan jauh lebih besar dibandingkan jangka pendek.
Juragan yang ingin memulai atau sudah berkecimpung di investasi jenis ini, bisa memaksimalkan potensi dengan memahami fundamental instrument investasi. Selain itu, kesiapan emosional harus membawa anda berpikiran bahwa investasi jangka panjang dapat merugi di awal-awal tahun dan untung banyak di kemudian hari.
Instrumen Investasi Populer
Sebelumnya kita sudah membahan jenis instrument yang terbagi menjadi 2 kubu besar, yakni investasi jangka panjang dan jangka pendek. Selanjutnya Juragan perlu mengerti instrument investasi agar semakin mudah direalisasikan, berikut penjelasannya:
1. Emas
Telah sejak lama kita mengetahui bahwa emas dapat menjadi instrument investasi. Emas jadi satu jenis instrument berupa barang fisik dengan nilai intrinsic yang jelas. Harga sebuah emas cenderung punya fluktiasi stabil dan mengalami peningkatan setiap tahun.
Emas akan sangat cocok bagi investor yang tidak ingin direpotkan masalah investasi digital dan lebih suka memiliki kekayaan fisik. Apabila mulai tertarik dengan instrument investasi ini, pilih emas batangan karena lebih murni dan punya nilai lebih dari beratnya.
2. Properti
Instrumen investasi dengan barang fisik selain emas adalah investasi di properti. Nilai properti dipastikan akan selalu naik setiap tahunnya, resikonya pun terbilang rendah. Cara paling sederhana memanfaatkan instrument properti yakni membeli tanah, membangun rumah/ gedung di atasnya, dan menjual dengan harga tinggi menyesuaikan pasar.
Kebanyakan investor properti mengincar keuntungan dari capital gain atau kenaikan harga jual, karena rata-rata kenaikan harga properti bisa mencapai 10 persen per tahunnya. Contohnya seperti harga rumah dijual di Bogor, pada tahun 2018 rata-rata harga rumah di sana mencapai Rp478 juta, namun kini harganya sudah melonjak mencapai Rp630 juta.
Properti bisa disewakan menjadi kontrakan atau kos-kosan untuk mendapatkan pemasukan tiap bulannya. Namun perhatikan pula risiko kerusakan bangunan, dengan selalu melakukan perawatan agar properti menjadi jenis investasi yang menguntungkan.
3. Deposito
Deposito umumnya sangat mirip dengan konsep tabungan, risikonya sangat rendah, sehingga banyak investor pemula menjatuhkan hati untuk berinvestasi deposito, bedanya dengan sistem tabungan. Kedua instrumen punya tingkat bunga dan jatuh tempo yang berbeda.
Deposito punya bunga sedikit lebih tinggi dibandingkan menabung biasa, kisarannya mencapai 5-6% per tahun. Apabila banyak nominal yang Juragan investasikan, maka berpeluang mendapatkan suku bunga diatas 6%.
Meksipun return yang didapatkan besar, tapi dana tidak akan bisa diambil sebelum jatuh tempo karena faktor tenor yang mengikat. Maksimal tenor bank ialah 12 bulan, ada pula 24 tahun, tergantung kebijakan masing-masing penyedia layanan deposito.
4. Saham
Siapa tidak kenal dengan instrument investasi ini? Saham sangat sering sekali diperbincangkan bahkan digunjing keberadaannya. Saham sangat potensial menghasilkan return fantastis, bahkan mencapai 50%. Dibalik keberadaan return besar, pasti ada resiko yang sanga besar pula.
Saham pada dasranya merupakan bukti kepemilikan sah dari suatu perusahaan yang sedang membagikan saham untuk diisi investor. Return yang dihasilkan dari dividen dan nilai pertumbuhan nilai perusahaan. Investasi pada saham digadang menjadi instrumen dengan risiko tertinggi dibandingkan instrumen lainnya.
5. Reksadana
Instrumen investasi reksadana tergolong punya resiko moderate. Dana dari beberapa investor nantinya dikumpulkan jadi satu dan disebarkan ke beberapa instrument investasi yang ada di pasar modal. Reksa dana dibagi jadi 5, meliputi reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana campuran, dan reksadana index.
Tingkat risiko pada jenis-jenis investasi beragam, resiko terendah ada pada reksadana pasar uang dan pendapatan tetap. Sedangkan resiko moderate-tinggi ada pada reksadana saham. Reksadana (RDN) paling populer sebab punya return lebih besar dibandingkan deposito, bahkan tidak ada potongan biaya admin bank atau pemeliharaan rekening.
6. Peer to Peer Landing
Terakhir ada investasi peer to peer landing yang cukup baru di Indonesia. Popularitasnya semakin melejit berkat kejelasan hukum, sehingga sudah diakui negara sebagai salah satu instrument investasi. Konsepnya, Juragan meminjamkan uang kepada pihak yang membutuhkan dana tersebut, baik individu maupun badan usaha. Return bermuasal dari bunga pinjaman yang telah disetujui bersama peminjam.
Cara Berinvestasi Yang Tepat
Memulai investasi tidaklah sulit di zaman serba canggih seperti saat ini, ada banyak platform atau media yang menyediakan jasa untuk berinvestasi, sebelum memulai, ada baiknya memahami caranya berikut ini:
1. Sehat Finansial
Sebelum mantap melakukan investasi, pastikan bahwa kondisi finansial Juragan sudah sehat dan stabil. Pahami bahwa dana darurat sangat dibutuhkan sebagai alat proteksi keuangan, seperti asuransi atau jaminan kesehatan. Lakukan strategi perencanaan keuangan masa depan pun sangat penting dengan menyisihkannya ke dalam dana darurat.
2. Tentukan Tujuan
Juragan perlu mengenal profil keuangan yang ingin dicapai di beberapa periode, diantaranya inves jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tetapkan purpose keuangan yang jelas. Contoh seperti investasi jangka panjang untuk biaya pendidikan anak, jangka menengah untuk biaya menikah dan jangka pendek untuk membeli kebutuhan.
3. Profil Risiko
Telah dijelaskan bahwa setiap instrumen investasi mempunyai profil risiko masing-masing. Juragan perlu sesuaikan dengan kemampuan pribadi investor agar tidak menjadi bebas yang berakhir pada kerugian besar.
4. Kelola Keuangan
Setiap orang memiliki cara dalam mengatur keuangan. Bagi pebisnis, tidak hanya keuangan pribadi yang dikelola, namun pencatatan keuangan bisnis pun perlu.
Sekarang, saatnya Juragan mulai mempertimbangkan jenis investasi apa yang cocok untuk mengembangkan bisnis. Pantau terus catatan keuangan usaha pakai aplikasi BukuWarung agar keuntungannya dapat segera diinvestasikan di salah satu instrumen.
Artikel ini bersumber dari bukuwarung.com.