Satu hal lain yang menjadi “andalan” bagi kehidupan manusia, yakni aliran listrik. Karena, sama halnya dengan air, manusia tidak dapat lepas dari sumber listrik untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Pertunjukan musik di atas kapal “Arka Kinari” akan mampir ke Ancol
Karena air dan listrik, Grey Filastine dan Nova Ruth Setyaningtyas menggagas pertunjukan musik dan multimedia di atas Kapal Layar “Arka Kinari”.
“Hal-hal kecil saja, dan tidak perlu ribet-ribet. Contohnya menggunakan air dan listrik secara efisien, itu sudah cukup untuk melakukan perjuangan harian, beraksi untuk lingkungan,” kata Nova di Dermaga Cinta, Pantai Timur Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Minggu.
Filastine dan Nova mengajak masyarakat menggunakan listrik dan air secara efisien agar memberi dampak positif bagi keberlanjutan lingkungan.
Dalam aksinya, kedua musisi itu membawakan 13 tembang untuk pengunjung di Dermaga Cinta, Pantai Timur Taman Impian Jaya Ancol.
Nova menyanyikan lagu berbahasa Jawa dan tiga tembang lainnya berbahasa Inggris. Nova mengaku lebih mudah mengekspresikan rasa dan inspirasi yang lahir dari pengalaman pribadi lewat “bahasa ibu” sendiri.
Semua tembang dibawakan Nova bersama suami dari atas Kapal Arka Kinari yang dibuat di Rostock, Jerman Timur pada 1947.
Nova yang lahir di Malang, Jawa Timur bersama Grey Filastine kelahiran California, Amerika Serikat, sudah melanglang buana ke sejumlah negara di dunia untuk menyampaikan ide mendasar terkait seni, budaya, dan lingkungan sejak 2019.
Negara tersebut antara lain Belanda, Prancis, Portugal, Spanyol, Maroko, Trinidad-Tobago, Kolombia, Panama, Meksiko, Hawaii, Guam, dan Indonesia.
Nova dan Filastine mengaku baru kali ini mengadakan konser di Jakarta. Pada 2024 nanti, keduanya mempersiapkan diri untuk tampil di Eropa dan 2023 menuju akhir berlayar di Benua Biru tersebut.
Selama 2022, mereka sudah bermusik di sejumlah kabupaten dan kota di Indonesia, seperti Malang dan Pacitan (Jawa Timur) serta Pulau Pramuka (Kepulauan Seribu, Jakarta).
Setelah menyambangi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Nova berencana ingin singgah ke Sulawesi, tepatnya Pare-Pare, Sangihe, Manado. Dan pada Oktober ini, ingin menutup tur Indonesia dengan bersandar di Bali atau menyeberang ke Australia.
Bermusik sembari menjadi pelaut, itulah kehidupan yang dilakukan Filastine dan Nova sehari-hari bersama relawan kru kapal yang total berjumlah tujuh orang.
Kru kapal Arka Kinari berganti-ganti orangnya, karena menurut Nova, sistem kerjanya bersifat sukarela.
“Jadi bukan membayar kru. Sistemnya sukarela, jadi orang-orangnya pun berganti-ganti,” ujar Nova.
Sejak membeli kapal dari Belanda pada 2019, Arka Kinari telah menjadi bagian dari perjuangan lingkungan Filastine dan Nova melalui musik ke mancanegara.
“Kami pemilik keempat, pemilik sebelumnya orang Belanda-Norwegia, sebelumnya lagi dari Jerman, sebelumnya lagi dari Jerman,” ungkap Nova.
Tiga pemilik sebelumnya sudah menambahkan tiang kapal di bagian belakang, sehingga kini tiang layar menjadi dua atau disebut Sekunar. Kapal tersebut bergerak dengan tenaga angin dan surya.
Baca juga: Kapal Arka Kinari bertolak dari Banda menuju Pulau Selayar
Arka Kinari
Kapal Arka Kinari adalah nama pemberian dari Filastine dan Nova. Sebelumnya kapal itu bernama Mariarosa dan pernah bernama Neptune 1.
Nova menambahkan sebelum dipakai bermusik, kapal itu pernah menjadi kapal pengangkut ikan (Neptune 1) dan juga pernah menjadi kapal sewaan (Mariarosa).
Nama Arka Kinari diambil dari bahasa latin Arka, yang artinya kapal besar, dan Kinari atau dalam mitologi Hindu menyerupai burung setengah manusia di kayangan yang tugasnya bermusik dan menjaga pohon kehidupan.
Namun, bersama kapal klasik berukuran 18 meter itu, musisi Filastine dan Nova telah meluncurkan banyak album dan tur yang diakui secara umum dan di dunia serta tampil di sejumlah festival seperti Sónar (ES), Downtown Cairo Arts (EG), Decibel (US), Les Vieilles Charrues (FR, Foreign Affairs (DE) dan Mona Foma (AU).
Nova berharap suatu hari regulasi berlayar di Indonesia bisa lebih dipermudah. Karena menurut dia, sebagai negara maritim tentu keinginan melaut masyarakat Indonesia itu akan jauh lebih besar lagi ketika regulasi lebih mempermudah pelayaran bagi kapal pribadi.
“Sedangkan sekarang kapal hanya untuk penumpang dan niaga,” ungkap Nova.
Meski belum memiliki pengalaman berlayar, Filastine dan Nova relatif lebih sering berlayar di luar negeri daripada di Indonesia, meskipun keinginan itu ada.
Tahun ini rencananya mereka bersama Perempuan Lintas Batas (Peretas) untuk mengajak 11 pekerja perempuan untuk berlayar bersama secara bergantian, dua orang-dua orang.
Harapannya, agar para perempuan yang diajak berlayar itu ke depannya dapat melibatkan cerita-cerita dari laut di dalam karya-karya keseharian mereka.
Mengutip dari jalurrempah.kemdikbud.go.id, tim Kapal Arla Kinari juga pernah bekerja sama dengan program “Jalur Rempah” untuk menyambangi peninggalan masa jaya jalur rempah.
Program tersebut mulai dari cagar budaya hingga menampilkan warisan budaya tak benda dengan berkolaborasi untuk pertunjukan hasil lintas budaya dan mengedukasi kepada generasi muda.
Pelayaran menuju kepulauan Jalur Rempah itu pada 2019 menggunakan Kapal Layar Arka Kinari mulai dari Belanda, Portugal, Maroko, Pulau Canary, Tanjung Verde, Trinidad.
Kemudian menyusuri Laut Karibia di Venezuela, Laut Pasifik Amerika dan Meksiko, Hawaii hingga tiba di Indonesia pada September 2020.
Selanjutnya, Kapal Arka Kinari berlayar ke Sorong, Papua pada 2-11 September 2020, Banda Neira Maluku (16-22 September 2020), Selayar Sulawesi Selatan (27 September-3 Oktober 2020).
Makassar Sulawesi Selatan (5-10 Oktober 2020), Benoa Bali (20-31 Oktober 2020), dan Surabaya Jawa Timur (1-7 November 2020).
Baca juga: Kru kapal Belanda Arka Kinari gelar Konser hibur warga Pulau Banda
Editor: Taufik Ridwan
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.